Contoh Kalimat Pasif dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia


Contoh Kalimat Pasif dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia

Contoh: Buku itu dibaca oleh Anita.

Penjelasan: Dalam kalimat ini, obyek (buku) ditempatkan di awal kalimat, diikuti oleh kata kerja pasif (dibaca), lalu diikuti oleh subjek (Anita). Kalimat pasif ini digunakan untuk memberikan penekanan pada obyek yang dikenai tindakan.

Contoh: Laporan itu sedang disiapkan oleh tim keuangan.

Penjelasan: Dalam kalimat ini, obyek (laporan) ditempatkan di awal kalimat, diikuti oleh kata kerja pasif (sedang disiapkan), lalu diikuti oleh subjek (tim keuangan). Kalimat pasif ini digunakan untuk memberikan penekanan pada obyek yang dikenai tindakan dan juga untuk menunjukkan bahwa tindakan tersebut sedang berlangsung.

Pada dasarnya, kalimat pasif digunakan untuk mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif. Untuk mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif, kita perlu melakukan beberapa perubahan, yaitu:

contoh kalimat pasif

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai tindakan.

  • Subjek dikenai tindakan
  • Objek di awal kalimat
  • Menggunakan kata kerja pasif
  • Menekankan objek
  • Menunjukkan tindakan sedang berlangsung
  • Menghindari penggunaan kata ganti orang pertama
  • Menjaga objek tetap konsisten

Dengan memahami dan menggunakan contoh kalimat pasif dengan baik, kita dapat memperkaya gaya bahasa dan membuat tulisan kita lebih bervariasi dan menarik.

Subjek dikenai tindakan

Dalam kalimat pasif, subjeknya dikenai tindakan. Artinya, subjek menerima atau mengalami tindakan tersebut. Hal ini berbeda dengan kalimat aktif, di mana subjek melakukan tindakan tersebut.

  • Subjek sebagai penerima tindakan

    Dalam kalimat pasif, subjek berperan sebagai penerima tindakan. Misalnya, dalam kalimat “Buku itu dibaca oleh Anita”, subjeknya adalah “buku”, sedangkan objeknya adalah “Anita”. Ini berarti bahwa Anita melakukan tindakan membaca terhadap buku tersebut.

  • Subjek sebagai hasil tindakan

    Dalam kalimat pasif, subjek juga dapat berperan sebagai hasil dari tindakan tersebut. Misalnya, dalam kalimat “Rumah itu dibangun oleh pekerja”, subjeknya adalah “rumah”, sedangkan objeknya adalah “pekerja”. Ini berarti bahwa pekerja tersebut melakukan tindakan membangun rumah tersebut, dan rumah tersebut menjadi hasil dari tindakan tersebut.

  • Subjek tidak melakukan tindakan

    Dalam kalimat pasif, subjek tidak melakukan tindakan. Ini berarti bahwa subjek tidak bertindak secara aktif dalam kalimat tersebut. Misalnya, dalam kalimat “Mobil itu dicuci oleh petugas”, subjeknya adalah “mobil”, sedangkan objeknya adalah “petugas”. Ini berarti bahwa petugas tersebut melakukan tindakan mencuci mobil tersebut, bukan mobil itu sendiri yang melakukan tindakan tersebut.

  • Tindakan dikenakan pada subjek

    Dalam kalimat pasif, tindakan dikenakan pada subjek. Artinya, tindakan tersebut dilakukan terhadap subjek. Misalnya, dalam kalimat “Kucing itu dibelai oleh anak kecil”, subjeknya adalah “kucing”, sedangkan objeknya adalah “anak kecil”. Ini berarti bahwa anak kecil tersebut melakukan tindakan membelai kucing tersebut.

Dengan memahami konsep subjek dikenai tindakan dalam kalimat pasif, kita dapat lebih mudah memahami dan menggunakan kalimat pasif dengan baik dan benar.

Objek di awal kalimat

Dalam kalimat pasif, objek ditempatkan di awal kalimat. Ini berbeda dengan kalimat aktif, di mana subjek ditempatkan di awal kalimat. Penempatan objek di awal kalimat ini bertujuan untuk memberikan penekanan pada objek tersebut.

Berikut ini adalah beberapa contoh kalimat pasif dengan objek di awal kalimat:

  • Buku itu dibaca oleh Anita.
  • Laporan itu sedang disiapkan oleh tim keuangan.
  • Rumah itu dibangun oleh pekerja.
  • Mobil itu dicuci oleh petugas.

Dari contoh-contoh kalimat di atas, dapat dilihat bahwa objek (buku, laporan, rumah, mobil) ditempatkan di awal kalimat, diikuti oleh kata kerja pasif (dibaca, sedang disiapkan, dibangun, dicuci), lalu diikuti oleh subjek (Anita, tim keuangan, pekerja, petugas).

Dengan menempatkan objek di awal kalimat, kita dapat memberikan penekanan pada objek tersebut dan membuatnya menjadi lebih menonjol. Hal ini dapat berguna dalam berbagai situasi, misalnya ketika kita ingin menekankan pentingnya suatu objek atau ketika kita ingin membandingkan dua objek atau lebih.

Selain itu, menempatkan objek di awal kalimat juga dapat membuat kalimat menjadi lebih bervariasi dan menarik. Dengan demikian, kita dapat menghindari penggunaan kalimat-kalimat yang monoton dan berulang-ulang.

Namun, perlu diingat bahwa tidak semua kalimat pasif harus diawali dengan objek. Ada beberapa kalimat pasif yang diawali dengan subjek. Misalnya, kalimat “Saya dipanggil oleh guru” diawali dengan subjek “saya”. Hal ini karena subjek dalam kalimat tersebut lebih penting daripada objeknya.

Menggunakan kata kerja pasif

Dalam kalimat pasif, kata kerja yang digunakan adalah kata kerja pasif. Kata kerja pasif adalah kata kerja yang menunjukkan bahwa subjek dikenai tindakan. Kata kerja pasif dibentuk dengan menambahkan awalan di-, diper-, ter-, atau ke- pada kata kerja aktif.

Berikut ini adalah beberapa contoh kata kerja pasif:

  • dibaca (dari kata kerja aktif baca)
  • disiapkan (dari kata kerja aktif siapkan)
  • dibangun (dari kata kerja aktif bangun)
  • dicuci (dari kata kerja aktif cuci)

Dalam kalimat pasif, kata kerja pasif digunakan untuk menunjukkan bahwa subjek dikenai tindakan. Misalnya, dalam kalimat “Buku itu dibaca oleh Anita”, kata kerja pasif “dibaca” menunjukkan bahwa buku tersebut dikenai tindakan membaca oleh Anita.

Selain itu, kata kerja pasif juga dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa tindakan tersebut sedang berlangsung atau telah selesai. Misalnya, dalam kalimat “Laporan itu sedang disiapkan oleh tim keuangan”, kata kerja pasif “sedang disiapkan” menunjukkan bahwa tindakan menyiapkan laporan tersebut sedang berlangsung. Sedangkan dalam kalimat “Rumah itu telah dibangun oleh pekerja”, kata kerja pasif “telah dibangun” menunjukkan bahwa tindakan membangun rumah tersebut telah selesai.

Dengan menggunakan kata kerja pasif, kita dapat membuat kalimat yang lebih bervariasi dan menarik. Selain itu, penggunaan kata kerja pasif juga dapat membantu kita untuk menghindari penggunaan kalimat-kalimat yang monoton dan berulang-ulang.

Namun, perlu diingat bahwa tidak semua kalimat harus menggunakan kata kerja pasif. Ada beberapa kalimat yang lebih baik menggunakan kata kerja aktif. Misalnya, kalimat “Saya makan nasi” lebih baik menggunakan kata kerja aktif “makan” daripada kata kerja pasif “dimakan”.

Menekankan objek

Salah satu fungsi kalimat pasif adalah untuk menekankan objek. Hal ini karena dalam kalimat pasif, objek ditempatkan di awal kalimat, sehingga menjadi lebih menonjol dibandingkan subjek.

Berikut ini adalah beberapa contoh kalimat pasif yang menekankan objek:

  • Buku itu dibaca oleh Anita.
  • Laporan itu sedang disiapkan oleh tim keuangan.
  • Rumah itu dibangun oleh pekerja.
  • Mobil itu dicuci oleh petugas.

Dalam contoh-contoh kalimat di atas, objek (buku, laporan, rumah, mobil) ditempatkan di awal kalimat, sehingga menjadi lebih menonjol dibandingkan subjek (Anita, tim keuangan, pekerja, petugas).

Dengan menekankan objek, kita dapat membuat informasi yang disampaikan dalam kalimat tersebut menjadi lebih jelas dan mudah dipahami. Hal ini dapat berguna dalam berbagai situasi, misalnya ketika kita ingin menyampaikan informasi penting tentang suatu objek atau ketika kita ingin membandingkan dua objek atau lebih.

Selain itu, menekankan objek juga dapat membuat kalimat menjadi lebih menarik dan bervariasi. Dengan demikian, kita dapat menghindari penggunaan kalimat-kalimat yang monoton dan berulang-ulang.

Namun, perlu diingat bahwa tidak semua kalimat pasif harus menekankan objek. Ada beberapa kalimat pasif yang menekankan subjek. Misalnya, kalimat “Saya dipanggil oleh guru” menekankan subjek “saya”. Hal ini karena subjek dalam kalimat tersebut lebih penting daripada objeknya.

Oleh karena itu, dalam menggunakan kalimat pasif, kita perlu memperhatikan apakah kita ingin menekankan objek atau subjek. Jika kita ingin menekankan objek, maka kita dapat menggunakan kalimat pasif dengan objek di awal kalimat. Sedangkan jika kita ingin menekankan subjek, maka kita dapat menggunakan kalimat pasif dengan subjek di awal kalimat.

Menunjukkan tindakan sedang berlangsung

Kalimat pasif juga dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa tindakan sedang berlangsung. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan kata kerja pasif yang diikuti oleh kata keterangan waktu yang menunjukkan bahwa tindakan tersebut sedang berlangsung, seperti sedang, tengah, atau dalam proses.

Berikut ini adalah beberapa contoh kalimat pasif yang menunjukkan tindakan sedang berlangsung:

  • Laporan itu sedang disiapkan oleh tim keuangan.
  • Rumah itu sedang dibangun oleh pekerja.
  • Mobil itu sedang dicuci oleh petugas.
  • Makanan itu sedang dimasak oleh ibu.

Dalam contoh-contoh kalimat di atas, kata kerja pasif (sedang disiapkan, sedang dibangun, sedang dicuci, sedang dimasak) diikuti oleh kata keterangan waktu yang menunjukkan bahwa tindakan tersebut sedang berlangsung (sedang).

Dengan menggunakan kalimat pasif untuk menunjukkan tindakan sedang berlangsung, kita dapat membuat informasi yang disampaikan dalam kalimat tersebut menjadi lebih jelas dan mudah dipahami. Hal ini dapat berguna dalam berbagai situasi, misalnya ketika kita ingin menyampaikan informasi tentang suatu kegiatan yang sedang berlangsung atau ketika kita ingin membandingkan dua kegiatan atau lebih yang sedang berlangsung.

Selain itu, menggunakan kalimat pasif untuk menunjukkan tindakan sedang berlangsung juga dapat membuat kalimat menjadi lebih menarik dan bervariasi. Dengan demikian, kita dapat menghindari penggunaan kalimat-kalimat yang monoton dan berulang-ulang.

Namun, perlu diingat bahwa tidak semua kalimat pasif menunjukkan tindakan sedang berlangsung. Ada beberapa kalimat pasif yang menunjukkan tindakan yang telah selesai atau tindakan yang akan terjadi. Misalnya, kalimat “Laporan itu telah disiapkan oleh tim keuangan” menunjukkan tindakan yang telah selesai. Sedangkan kalimat “Laporan itu akan disiapkan oleh tim keuangan” menunjukkan tindakan yang akan terjadi.

Oleh karena itu, dalam menggunakan kalimat pasif, kita perlu memperhatikan apakah kita ingin menunjukkan tindakan sedang berlangsung, tindakan yang telah selesai, atau tindakan yang akan terjadi. Jika kita ingin menunjukkan tindakan sedang berlangsung, maka kita dapat menggunakan kalimat pasif dengan kata kerja pasif yang diikuti oleh kata keterangan waktu yang menunjukkan bahwa tindakan tersebut sedang berlangsung.

Menghindari penggunaan kata ganti orang pertama

Dalam kalimat pasif, sebaiknya kita menghindari penggunaan kata ganti orang pertama, seperti saya, aku, dan kami. Hal ini karena kalimat pasif lebih menekankan objek daripada subjek. Penggunaan kata ganti orang pertama sebagai subjek dalam kalimat pasif dapat membuat kalimat tersebut menjadi kurang jelas dan membingungkan.

  • Subjek kalimat pasif tidak boleh berupa kata ganti orang pertama

    Dalam kalimat pasif, subjek tidak melakukan tindakan, melainkan dikenai tindakan. Oleh karena itu, subjek dalam kalimat pasif tidak boleh berupa kata ganti orang pertama, seperti saya, aku, dan kami. Misalnya, kalimat “Saya dipukul oleh dia” tidak tepat karena subjeknya adalah kata ganti orang pertama saya. Kalimat tersebut seharusnya diubah menjadi “Saya dipukul olehnya”.

  • Gunakan kata ganti orang ketiga sebagai subjek

    Dalam kalimat pasif, subjek harus berupa kata ganti orang ketiga, seperti dia, ia, mereka, atau beliau. Misalnya, kalimat “Laporan itu dibuat oleh saya” tidak tepat karena subjeknya adalah kata ganti orang pertama saya. Kalimat tersebut seharusnya diubah menjadi “Laporan itu dibuat olehnya”.

  • Gunakan bentuk pasif dari kata kerja

    Dalam kalimat pasif, kata kerja harus digunakan dalam bentuk pasif. Bentuk pasif dari kata kerja dapat dibuat dengan menambahkan awalan di-, diper-, ter-, atau ke- pada kata kerja aktif. Misalnya, kalimat “Saya makan nasi” tidak tepat karena kata kerjanya dalam bentuk aktif. Kalimat tersebut seharusnya diubah menjadi “Nasi dimakan oleh saya”.

  • Hindari penggunaan kalimat pasif yang tidak perlu

    Dalam beberapa kasus, penggunaan kalimat pasif dapat membuat kalimat menjadi lebih panjang dan bertele-tele. Oleh karena itu, sebaiknya kita menghindari penggunaan kalimat pasif yang tidak perlu. Misalnya, kalimat “Laporan itu dibuat oleh saya” lebih panjang daripada kalimat “Saya membuat laporan”.

Dengan menghindari penggunaan kata ganti orang pertama dalam kalimat pasif, kita dapat membuat kalimat yang lebih jelas, mudah dipahami, dan efektif.

Menjaga objek tetap konsisten

Dalam kalimat pasif, objek harus tetap konsisten. Artinya, objek dalam kalimat pasif harus sama dengan subjek dalam kalimat aktif. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar informasi yang disampaikan dalam kalimat tersebut tetap jelas dan mudah dipahami.

Berikut ini adalah beberapa contoh kalimat pasif yang menjaga objek tetap konsisten:

  • Buku itu dibaca oleh Anita. (Kalimat aktif: Anita membaca buku itu.)
  • Laporan itu sedang disiapkan oleh tim keuangan. (Kalimat aktif: Tim keuangan sedang menyiapkan laporan itu.)
  • Rumah itu dibangun oleh pekerja. (Kalimat aktif: Pekerja membangun rumah itu.)
  • Mobil itu dicuci oleh petugas. (Kalimat aktif: Petugas mencuci mobil itu.)

Dalam contoh-contoh kalimat di atas, objek dalam kalimat pasif (buku, laporan, rumah, mobil) sama dengan subjek dalam kalimat aktif (Anita, tim keuangan, pekerja, petugas).

Dengan menjaga objek tetap konsisten, kita dapat membuat informasi yang disampaikan dalam kalimat tersebut menjadi lebih jelas dan mudah dipahami. Hal ini dapat berguna dalam berbagai situasi, misalnya ketika kita ingin menyampaikan informasi penting tentang suatu objek atau ketika kita ingin membandingkan dua objek atau lebih.

Selain itu, menjaga objek tetap konsisten juga dapat membuat kalimat menjadi lebih menarik dan bervariasi. Dengan demikian, kita dapat menghindari penggunaan kalimat-kalimat yang monoton dan berulang-ulang.

Namun, perlu diingat bahwa ada beberapa kasus di mana objek dalam kalimat pasif tidak sama dengan subjek dalam kalimat aktif. Hal ini terjadi ketika subjek dalam kalimat aktif tidak diketahui atau tidak penting. Misalnya, kalimat “Mobil itu dicuri” tidak memiliki subjek dalam kalimat aktif karena tidak diketahui siapa yang mencuri mobil tersebut. Oleh karena itu, kalimat pasif tersebut tidak memiliki objek yang konsisten.

Conclusion

Dalam artikel ini, kita telah membahas tentang contoh kalimat pasif dalam bahasa Indonesia. Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai tindakan. Kalimat pasif digunakan untuk memberikan penekanan pada objek, menunjukkan tindakan sedang berlangsung, menghindari penggunaan kata ganti orang pertama, dan menjaga objek tetap konsisten.

Dengan memahami dan menggunakan contoh kalimat pasif dengan baik, kita dapat memperkaya gaya bahasa dan membuat tulisan kita lebih bervariasi dan menarik. Selain itu, penggunaan kalimat pasif juga dapat membantu kita untuk menyampaikan informasi dengan lebih jelas dan mudah dipahami.

Sebagai penutup, mari kita rangkum beberapa poin penting yang telah kita bahas dalam artikel ini:

  • Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai tindakan.
  • Kalimat pasif digunakan untuk memberikan penekanan pada objek, menunjukkan tindakan sedang berlangsung, menghindari penggunaan kata ganti orang pertama, dan menjaga objek tetap konsisten.
  • Dalam kalimat pasif, objek ditempatkan di awal kalimat, diikuti oleh kata kerja pasif, lalu diikuti oleh subjek.
  • Kata kerja pasif dibentuk dengan menambahkan awalan di-, diper-, ter-, atau ke- pada kata kerja aktif.
  • Dalam kalimat pasif, sebaiknya kita menghindari penggunaan kata ganti orang pertama, seperti saya, aku, dan kami.
  • Dalam kalimat pasif, objek harus tetap konsisten, artinya objek dalam kalimat pasif harus sama dengan subjek dalam kalimat aktif.

Demikian artikel tentang contoh kalimat pasif dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat!