Halo, teman-teman! Pernahkah kalian mendengar istilah “idgham bighunnah”? Dalam bahasa Arab, idgham berarti “meleburkan” atau “menyatukan”. Sedangkan bighunnah berarti “dengan dengung”. Jadi, idgham bighunnah adalah peleburan dua huruf hijaiyah yang berurutan, dengan disertai dengung.
Idgham bighunnah termasuk salah satu tajwid yang wajib diperhatikan saat membaca Al-Qur’an. Tujuannya adalah untuk menghasilkan bacaan yang lebih fasih dan indah. Nah, pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang pengertian, macam-macam, dan contoh idgham bighunnah. Jadi, simak baik-baik, ya!
Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang idgham bighunnah, ada baiknya kita pahami terlebih dahulu pengertiannya. Secara bahasa, idgham bighunnah berarti “meleburkan dua huruf hijaiyah yang berurutan, dengan disertai dengung”. Sedangkan secara istilah, idgham bighunnah adalah salah satu hukum bacaan dalam Al-Qur’an yang mengharuskan dua huruf hijaiyah yang berurutan untuk dilafalkan secara bersamaan, dengan disertai dengung.
Contoh Idgham Bighunnah
Berikut ini adalah 7 contoh idgham bighunnah beserta huruf-huruf yang mengalami idgham:
- مِّن (mim-nun)
- مِّنْ (mim-nun)
- قَدْ (qaf-dal)
- فِيْ (fa-ya)
- بِاللَّهِ (ba-lam)
- بِسْمِ (ba-sin)
- إِنَّ (ain-nun)
Perlu diingat bahwa idgham bighunnah hanya terjadi pada huruf-huruf tertentu. Huruf-huruf tersebut adalah ن (nun), م (mim), ل (lam), ر (ra), و (wau), dan ي (ya).
مِّن (mim-nun)
Contoh idgham bighunnah yang pertama adalah مِّن (mim-nun). Idgham bighunnah مِّن terjadi ketika huruf م (mim) bertemu dengan huruf ن (nun) di awal kata. Misalnya:
- مِنْ نُورٍ (min nūrin)
Artinya: “dari cahaya”
- مِنَ النَّاسِ (mina an-nāsi)
Artinya: “dari manusia”
- مِنَ الْجِنَّةِ (mina al-jannati)
Artinya: “dari surga”
- مِنْهُمْ نَبِيٌّ (minhum nabiyyun)
Artinya: “di antara mereka ada seorang nabi”
Ketika membaca مِّن (mim-nun), kedua huruf tersebut dilafalkan secara bersamaan dengan dengung. Dengung tersebut dihasilkan dari pertemuan antara huruf م (mim) dan ن (nun). Dengung tersebut harus jelas dan terdengar, agar bacaan tidak menjadi samar.
مِّنْ (mim-nun)
Contoh idgham bighunnah yang kedua adalah مِّنْ (mim-nun). Idgham bighunnah مِّنْ terjadi ketika huruf م (mim) bertemu dengan huruf ن (nun) di akhir kata. Misalnya:
- أَوْ مِنْ نَّارٍ (aw min nārin)
Artinya: “atau dari api”
- مِنْهُمْ مَّنْ آمَنَ (minhum man āmāna)
Artinya: “di antara mereka ada yang beriman”
- عِنْدَهُمْ مَّنَ الصَّالِحِينَ (indahum man aṣ-ṣāliḥīna)
Artinya: “pada mereka ada sebagian dari orang-orang yang saleh”
- قَالَ أَحَدُهُمَا مِنْ أَيْنَ لَكَ هَذَا (qāla aḥaduhumā min ayni laka hādhā)
Artinya: “salah seorang dari mereka berkata, ‘dari mana kamu mendapatkan ini?'”
Ketika membaca مِّنْ (mim-nun), kedua huruf tersebut dilafalkan secara bersamaan dengan dengung. Dengung tersebut dihasilkan dari pertemuan antara huruf م (mim) dan ن (nun). Dengung tersebut harus jelas dan terdengar, agar bacaan tidak menjadi samar.
قَدْ (qaf-dal)
Contoh idgham bighunnah yang ketiga adalah قَدْ (qaf-dal). Idgham bighunnah قَدْ terjadi ketika huruf ق (qaf) bertemu dengan huruf د (dal) di awal kata. Misalnya:
- قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (qad aflaḥal-mu’minūna)
Artinya: “sungguh telah beruntung orang-orang yang beriman”
- قَدْ نَصَرَكَ اللَّهُ (qad naṣarakal-lāhu)
Artinya: “sungguh Allah telah menolongmu”
- قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَفَرُوا (qad khasiral-lażīna kafaru)
Artinya: “sungguh telah merugi orang-orang yang kafir”
- قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ (qad jā’akum minal-lāhi nūrun)
Artinya: “sungguh telah datang kepada kalian cahaya dari Allah”
Ketika membaca قَدْ (qaf-dal), kedua huruf tersebut dilafalkan secara bersamaan dengan dengung. Dengung tersebut dihasilkan dari pertemuan antara huruf ق (qaf) dan د (dal). Dengung tersebut harus jelas dan terdengar, agar bacaan tidak menjadi samar.
فِيْ (fa-ya)
Contoh idgham bighunnah yang keempat adalah فِيْ (fa-ya). Idgham bighunnah فِيْ terjadi ketika huruf ف (fa) bertemu dengan huruf ي (ya) di awal kata. Misalnya:
- فِيْ يَوْمِ الْقِيَامَةِ (fī yawmil-qiyāmati)
Artinya: “pada hari kiamat”
- فِيْ يَدِ اللَّهِ (fī yadi al-lāhi)
Artinya: “di tangan Allah”
- فِيْ السَّمَاءِ (fī as-samā`i)
Artinya: “di langit”
- فِيْ الْأَرْضِ (fī al-arḍi)
Artinya: “di bumi”
Ketika membaca فِيْ (fa-ya), kedua huruf tersebut dilafalkan secara bersamaan dengan dengung. Dengung tersebut dihasilkan dari pertemuan antara huruf ف (fa) dan ي (ya). Dengung tersebut harus jelas dan terdengar, agar bacaan tidak menjadi samar.
Perlu dicatat bahwa idgham bighunnah فِيْ hanya terjadi ketika huruf ي (ya) dibaca mati (sukun). Jika huruf ي (ya) dibaca hidup (berharakat), maka tidak terjadi idgham bighunnah. Misalnya:
- فِيْهِ (fīhi)
Artinya: “di dalamnya”
- فِيْهَا (fīhā)
Artinya: “di dalamnya”
- فِيْهِمْ (fīhim)
Artinya: “di antara mereka”
- فِيْهُنَّ (fīhunna)
Artinya: “di antara mereka (perempuan)”
Pada contoh-contoh di atas, huruf ي (ya) dibaca hidup (berharakat), sehingga tidak terjadi idgham bighunnah.
بِاللَّهِ (ba-lam)
Contoh idgham bighunnah yang kelima adalah بِاللَّهِ (ba-lam). Idgham bighunnah بِاللَّهِ terjadi ketika huruf ب (ba) bertemu dengan huruf ل (lam) dari kata اللَّهُ (Allāh). Misalnya:
- بِاللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (bi-llāhi ar-raḥmāni ar-raḥīm)
Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang”
- وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ (wa tawakkal ‘alallāh)
Artinya: “dan bertawakallah kepada Allah”
- وَاصْبِرْ لِحُكْمِ اللَّهِ (wa ṣbir li-ḥukmi al-lāh)
Artinya: “dan bersabarlah terhadap keputusan Allah”
- وَاعْتَصِمْ بِحَبْلِ اللَّهِ (wa i’taṣim bi-ḥabli al-lāh)
Artinya: “dan berpegang teguhlah pada tali Allah”
Ketika membaca بِاللَّهِ (ba-lam), kedua huruf tersebut dilafalkan secara bersamaan dengan dengung. Dengung tersebut dihasilkan dari pertemuan antara huruf ب (ba) dan ل (lam). Dengung tersebut harus jelas dan terdengar, agar bacaan tidak menjadi samar.
Perlu dicatat bahwa idgham bighunnah بِاللَّهِ hanya terjadi ketika huruf ل (lam) dari kata اللَّهُ (Allāh) dibaca mati (sukun). Jika huruf ل (lam) dibaca hidup (berharakat), maka tidak terjadi idgham bighunnah. Misalnya:
- إِلَى اللَّهِ (ilā al-lāhi)
Artinya: “kepada Allah”
- لِلَّهِ الْحَمْدُ (li-llāhi al-ḥamdu)
Artinya: “segala puji bagi Allah”
- وَمِنَ اللَّهِ التَّوْفِيقُ (wa minal-lāhi at-tawfīq)
Artinya: “dan dari Allah-lah pertolongan”
- وَلِلَّهِ الْمُلْكُ (wa li-llāhi al-mulk)
Artinya: “dan bagi Allah-lah kerajaan”
Pada contoh-contoh di atas, huruf ل (lam) dari kata اللَّهُ (Allāh) dibaca hidup (berharakat), sehingga tidak terjadi idgham bighunnah.
بِسْمِ (ba-sin)
Contoh idgham bighunnah yang keenam adalah بِسْمِ (ba-sin). Idgham bighunnah بِسْمِ terjadi ketika huruf ب (ba) bertemu dengan huruf س (sin) dari kata سْمِ (ismi). Misalnya:
- بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (bi-smi allāhi ar-raḥmāni ar-raḥīm)
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang”
- وَأَنَا بِسْمِ رَبِّي أَتَوَكَّلُ (wa anā bi-smi rabbī atawakkalu)
Artinya: “dan kepada nama Tuhanku aku bertawakal”
- فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ (fa-dhkurūnī adhkürkum wa-shkurū lī wa lā takfurūn)
Artinya: “maka ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku”
- وَلِلَّهِ اسْمَاءٌ حُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا (wa li-llāhi asmā`un ḥusnā fa-d’ūhu bihā)
Artinya: “dan bagi Allah nama-nama yang baik, maka berdoalah kepada-Nya dengan (menyebut) nama-nama itu”
Ketika membaca بِسْمِ (ba-sin), kedua huruf tersebut dilafalkan secara bersamaan dengan dengung. Dengung tersebut dihasilkan dari pertemuan antara huruf ب (ba) dan س (sin). Dengung tersebut harus jelas dan terdengar, agar bacaan tidak menjadi samar.
Perlu dicatat bahwa idgham bighunnah بِسْمِ hanya terjadi ketika huruf س (sin) dari kata سْمِ (ismi) dibaca mati (sukun). Jika huruf س (sin) dibaca hidup (berharakat), maka tidak terjadi idgham bighunnah. Misalnya:
- إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ (inna allāha yuḥibbu at-tawwābīna wa yuḥibbu al-mutaṭahhirīn)
Artinya: “sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri”
- وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَائِبَينِ (wa sakhkhara lakum ash-shamsa wa al-qamara dā`ibayni)
Artinya: “dan Dia menundukkan matahari dan bulan untukmu, keduanya beredar dengan terus-menerus”
- وَإِذْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الرِّيحَ الْعَقِيمَ (wa iż arsalnā ‘alaihim ar-rīḥa al-‘aqīm)
Artinya: “dan (ingatlah) ketika Kami mengirimkan kepada mereka angin yang membinasakan”
- أَلَمْ تَرَ إِلَى رَبِّكَ كَيْفَ مَدَّ الظِّلَّ (a lam tara ilā rabbika kaifa maddazh-zhilla)
Artinya: “apakah kamu tidak melihat bagaimana Tuhanmu memanjangkan bayangan”
Pada contoh-contoh di atas, huruf س (sin) dari kata سْمِ (ismi) dibaca hidup (berharakat), sehingga tidak terjadi idgham bighunnah.
إِنَّ (ain-nun)
Contoh idgham bighunnah yang ketujuh adalah إِنَّ (ain-nun). Idgham bighunnah إِنَّ terjadi ketika huruf ع (ain) bertemu dengan huruf ن (nun). Misalnya:
- إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ (inna allāha ma’a aṣ-ṣābirīn)
Artinya: “sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”
- إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لָהُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ (inna al-ladhīna āmanū wa ‘amilus-ṣāliḥāti lahum ajrun ghayru mamnūn)
Artinya: “sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, bagi mereka pahala yang tidak terputus”
- إِنَّ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الآخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ (inna al-ḥayāta ad-dunyā matā`un wa inna al-ākhirata hiya dāru al-q Huertaarār)
Artinya: “sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal”
- إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْ أَحَدِهِمْ مِلْءُ الْأَرْضِ ذهبًا وَلَوِ فَدَى بِهِ (inna al-ladhīna kafaru wa mātụ wa hum kuffārun fa-lan yuqbala min aḥadim-him mil`u al-arḍi ḏahabًا wa law faḍā bihī)
Artinya: “sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati dalam keadaan kafir, maka sekali-kali tidak akan diterima dari seorang pun di antara mereka (pemberian) sepenuh bumi penuh emas, walaupun mereka menebus dengan itu”
Ketika membaca إِنَّ (ain-nun), kedua huruf tersebut dilafalkan secara bersamaan dengan dengung. Dengung tersebut harus jelas dan terdengar, agar bacaan tidak menjadi samar.
Kesimpulan
Demikianlah pembahasan kita tentang contoh idgham bighunnah dalam bahasa Arab. Semoga artikel ini bermanfaat bagi teman-teman sekalian. Sebagai penutup, berikut ini adalah beberapa poin penting yang perlu diingat:
- Idgham bighunnah adalah peleburan dua huruf hijaiyah yang berurutan, dengan disertai dengung.
- Idgham bighunnah terjadi pada huruf-huruf tertentu, yaitu ن (nun), م (mim), ل (lam), ر (ra), و (wau), dan ي (ya).
- Idgham bighunnah wajib diperhatikan saat membaca Al-Qur’an, agar bacaan lebih fasih dan indah.
Demikian informasi yang dapat teman-teman pelajari tentang contoh idgham bighunnah. Dengan mengetahui contoh idgham bighunnah, diharapkan teman-teman sekalian dapat membaca Al-Qur’an dengan lebih baik dan benar.