Sejarah Singkat Rasulullah


Sejarah Singkat Rasulullah

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah nabi terakhir dan penutup para nabi. Beliau lahir di Kota Mekkah pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun Gajah, bertepatan dengan 20 April 571 Masehi. Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muththalib dan ibunya bernama Aminah binti Wahab.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tumbuh sebagai anak yatim. Ayahnya meninggal sebelum beliau lahir dan ibunya meninggal ketika beliau berusia 6 tahun. Beliau kemudian diasuh oleh kakeknya, Abdul Muththalib, dan setelah kakeknya meninggal, beliau diasuh oleh pamannya, Abu Thalib.

Pada usia 25 tahun, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, seorang janda kaya raya. Dari pernikahan tersebut, beliau dikaruniai 6 orang anak, yaitu Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fatimah.

sejarah singkat rasulullah

Nabi terakhir, penutup para nabi.

  • Lahir di Mekkah, 12 Rabiul Awal Tahun Gajah.
  • Yatim sejak kecil.
  • Menikah dengan Khadijah binti Khuwailid.
  • Diangkat menjadi nabi pada usia 40 tahun.
  • Menerima wahyu pertama di Gua Hira.
  • Berhijrah ke Madinah pada tahun 622 M.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat di Madinah pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah, bertepatan dengan 8 Juni 632 Masehi.

Lahir di Mekkah, 12 Rabiul Awal Tahun Gajah.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam lahir di Kota Mekkah pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun Gajah, bertepatan dengan 20 April 571 Masehi. Tahun kelahiran beliau disebut sebagai Tahun Gajah karena pada tahun itu terjadi peristiwa penyerangan pasukan bergajah Abrahah terhadap Kota Mekkah.

Pasukan bergajah Abrahah tersebut hendak menghancurkan Ka’bah, namun Allah SWT menghalau mereka dengan mengirimkan burung Ababil yang membawa batu-batu panas. Pasukan Abrahah pun binasa dan tidak berhasil mencapai tujuan mereka.

Kelahiran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjadi pertanda baik bagi kaum Quraisy, khususnya bagi Bani Hasyim, karena mereka telah lama menantikan kelahiran seorang nabi.

Beliau lahir dalam keadaan yatim, karena ayahnya, Abdullah bin Abdul Muththalib, meninggal sebelum beliau lahir. Ibunya, Aminah binti Wahab, meninggal ketika beliau berusia 6 tahun.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian diasuh oleh kakeknya, Abdul Muththalib, dan setelah kakeknya meninggal, beliau diasuh oleh pamannya, Abu Thalib.

Yatim sejak kecil.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menjadi yatim sejak kecil. Ayahnya, Abdullah bin Abdul Muththalib, meninggal sebelum beliau lahir. Ibunya, Aminah binti Wahab, meninggal ketika beliau berusia 6 tahun.

Setelah ibunya meninggal, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diasuh oleh kakeknya, Abdul Muththalib. Namun, Abdul Muththalib juga meninggal 2 tahun kemudian, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berusia 8 tahun.

Kemudian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diasuh oleh pamannya, Abu Thalib. Abu Thalib adalah seorang pedagang yang baik hati dan penyayang. Ia merawat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan penuh kasih sayang, meskipun beliau bukanlah anak kandungnya.

Meskipun yatim sejak kecil, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tumbuh menjadi anak yang cerdas dan pemberani. Beliau dikenal sebagai pemuda yang jujur, amanah, dan berakhlak mulia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga dikenal sebagai pemuda yang dermawan dan suka menolong. Beliau selalu siap membantu siapa saja yang membutuhkan, meskipun beliau sendiri dalam keadaan kekurangan.

Menikah dengan Khadijah binti Khuwailid.

Pada usia 25 tahun, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, seorang janda kaya raya.

Khadijah adalah seorang wanita yang cerdas, bijaksana, dan berakhlak mulia. Ia juga dikenal sebagai seorang pedagang yang sukses.

Pernikahan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan Khadijah binti Khuwailid merupakan pernikahan yang bahagia. Mereka dikaruniai 6 orang anak, yaitu Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fatimah.

Khadijah binti Khuwailid adalah istri pertama dan satu-satunya istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang memberinya anak.

Khadijah binti Khuwailid meninggal dunia pada tahun 619 M, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berusia 50 tahun. Meninggalnya Khadijah binti Khuwailid merupakan pukulan berat bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, karena Khadijah adalah istri yang setia dan penyayang.

Diangkat menjadi nabi pada usia 40 tahun.

Pada usia 40 tahun, tepatnya pada tanggal 17 Ramadhan tahun 610 M, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diangkat menjadi nabi dan rasul.

  • Peristiwa Isra Miraj

    Peristiwa Isra Miraj merupakan perjalanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, kemudian naik ke langit hingga Sidratul Muntaha. Peristiwa ini terjadi pada malam hari sebelum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diangkat menjadi nabi.

  • Wahyu pertama

    Wahyu pertama yang diterima Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah surat Al-Alaq ayat 1-5. Wahyu tersebut disampaikan oleh Malaikat Jibril di Gua Hira, sebuah gua di Jabal Nur, sekitar 3 km dari Kota Mekkah.

  • Dakwah secara sembunyi-sembunyi

    Setelah menerima wahyu pertama, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mulai berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Beliau mengajak keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan penduduk Mekkah untuk menyembah Allah SWT dan meninggalkan berhala.

  • Dakwah secara terang-terangan

    Setelah beberapa tahun berdakwah secara sembunyi-sembunyi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mulai berdakwah secara terang-terangan. Beliau menyeru penduduk Mekkah untuk menyembah Allah SWT dan meninggalkan berhala di hadapan Ka’bah. Dakwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam secara terang-terangan mendapat tentangan keras dari kaum Quraisy.

Diangkatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai nabi dan rasul merupakan peristiwa yang sangat penting dalam sejarah Islam. Peristiwa ini menjadi awal mula penyebaran agama Islam ke seluruh dunia.

Menerima wahyu pertama di Gua Hira.

Wahyu pertama yang diterima Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah surat Al-Alaq ayat 1-5. Wahyu tersebut disampaikan oleh Malaikat Jibril di Gua Hira, sebuah gua di Jabal Nur, sekitar 3 km dari Kota Mekkah.

Peristiwa turunnya wahyu pertama ini terjadi pada malam hari di bulan Ramadhan, tepatnya pada tanggal 17 Ramadhan tahun 610 M. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam saat itu sedang beribadah di Gua Hira.

Ketika sedang beribadah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendengar suara Malaikat Jibril yang menyerukan, “Bacalah!” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Aku tidak bisa membaca.” Malaikat Jibril kembali menyerukan, “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakanmu, menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, karena Tuhanmu Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan pena, mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian membaca ayat-ayat pertama dari surat Al-Alaq, yaitu “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakanmu, menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, karena Tuhanmu Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan pena, mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Setelah menerima wahyu pertama, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam langsung pulang ke rumah dan menceritakan peristiwa tersebut kepada istrinya, Khadijah binti Khuwailid. Khadijah kemudian mengajak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menemui sepupunya, Waraqah bin Naufal, seorang pendeta Nasrani yang sudah tua dan bijaksana.

Berhijrah ke Madinah pada tahun 622 M.

Pada tahun 622 M, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya hijrah dari Mekkah ke Madinah. Hijrah ini dilakukan karena kaum Quraisy semakin gencar melakukan penindasan dan penganiayaan terhadap umat Islam.

  • Perjanjian Aqabah I dan II

    Sebelum hijrah ke Madinah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan perjanjian dengan penduduk Madinah yang dikenal dengan Perjanjian Aqabah I dan II. Dalam perjanjian tersebut, kaum Muslimin Madinah berjanji untuk melindungi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya.

  • Persiapan hijrah

    Setelah Perjanjian Aqabah II, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya mulai mempersiapkan diri untuk hijrah ke Madinah. Mereka menjual harta benda mereka dan mempersiapkan bekal perjalanan.

  • Pelaksanaan hijrah

    Hijrah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya ke Madinah dilakukan secara bertahap. Mereka berangkat dari Mekkah dalam kelompok-kelompok kecil untuk menghindari kejaran kaum Quraisy. Perjalanan hijrah ditempuh selama sekitar 12 hari.

  • Sambutan penduduk Madinah

    Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya tiba di Madinah, mereka disambut dengan hangat oleh penduduk Madinah. Kaum Muslimin Madinah menyediakan tempat tinggal dan makanan untuk para muhajirin (pengungsi dari Mekkah).

Hijrah ke Madinah merupakan peristiwa yang sangat penting dalam sejarah Islam. Peristiwa ini menjadi awal mula berdirinya negara Islam pertama di Madinah.

close