Angkatan 66 merupakan salah satu era penting dalam sejarah sastra Indonesia. Pada periode ini, banyak karya sastra yang lahir dengan berbagai tema dan gaya penulisan yang unik. Berikut ini beberapa contoh karya sastra Angkatan 66 yang patut untuk kita kenali:
Kumpulan Puisi “Biru Langit” karya Sapardi Djoko Damono
Puisi-puisi dalam kumpulan “Biru Langit” menggambarkan perasaan dan pemikiran penyair tentang kehidupan, cinta, dan keindahan alam. Dalam karya ini, Sapardi Djoko Damono mampu menyajikan kata-kata yang sederhana namun penuh makna, sehingga mampu menyentuh hati pembaca.
Novel “Larung” karya Ayu Utami
“Larung” merupakan novel kontroversial yang ditulis oleh Ayu Utami. Dalam karya ini, Ayu Utami menghadirkan kisah-kisah kehidupan para perempuan yang kuat, mandiri, dan berani menghadapi tantangan dalam masyarakat yang patriarki. Novel ini berhasil mencuri perhatian pembaca dengan gaya bahasa yang kuat dan cerita yang menarik.
Cerpen “Cinta dalam Sepotong Roti” karya Taufik Ismail
Cerpen “Cinta dalam Sepotong Roti” mengisahkan tentang kisah cinta yang terjadi di tengah keterbatasan dan penderitaan. Melalui karya ini, Taufik Ismail mampu menyampaikan pesan-pesan tentang makna cinta, pengorbanan, dan harapan dalam kehidupan.
Kumpulan Puisi “Aku Ingin Jadi Peluru” karya W.S. Rendra
Puisi-puisi dalam “Aku Ingin Jadi Peluru” menggambarkan kegelisahan dan protes sosial terhadap ketidakadilan dalam masyarakat. W.S. Rendra menggunakan bahasa yang lugas dan tajam, sehingga mampu membuat pembaca terpukau dan terdorong untuk berpikir lebih dalam.
Novel “Pramoedya Ananta Toer” karya Mochtar Lubis
Novel “Pramoedya Ananta Toer” mengisahkan tentang perjuangan seorang penulis yang menghadapi berbagai hambatan dalam menulis karya-karya sastra. Melalui novel ini, Mochtar Lubis mengkritisi kondisi sosial dan politik pada masa itu, serta mengangkat pentingnya kebebasan berekspresi dalam dunia sastra.
Cerpen “Senja di Pelupuk Mata” karya Marga T
“Senja di Pelupuk Mata” adalah cerpen yang menceritakan tentang kehidupan sehari-hari dengan latar belakang kehidupan kota. Marga T berhasil menghadirkan suasana dan karakter tokoh yang begitu kuat dalam karyanya ini.
Kumpulan Puisi “Sajak Ladang Jagung” karya Rendra Karno
Puisi-puisi dalam “Sajak Ladang Jagung” menggambarkan keindahan alam dan kehidupan di pedesaan. Rendra Karno menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh makna, sehingga mampu membuat pembaca terhanyut dalam keindahan dan kedamaian yang dihadirkan dalam karyanya.
Novel “Perempuan Kembang Jepun” karya Iwan Simatupang
“Perempuan Kembang Jepun” mengisahkan tentang perjuangan seorang perempuan dalam menghadapi berbagai masalah dan tragedi dalam hidupnya. Iwan Simatupang mampu menggambarkan kehidupan perempuan dengan gaya bahasa yang indah dan penuh emosi.
Cerpen “Mata yang Enak Dipandang” karya NH Dini
Cerpen “Mata yang Enak Dipandang” mengisahkan tentang kehidupan perempuan yang mencoba mencari jati diri dan arti kebebasan dalam masyarakat yang masih patriarki. NH Dini menggunakan bahasa yang lugas dan mengena, sehingga mampu membuat pembaca terbawa suasana cerita.
Kumpulan Puisi “Malu Aku Jadi Orang Indonesia” karya Wiji Thukul
Puisi-puisi dalam “Malu Aku Jadi Orang Indonesia” menggambarkan kegelisahan dan protes sosial terhadap ketidakadilan dan korupsi dalam masyarakat. Wiji Thukul menggunakan bahasa yang tajam dan penuh semangat, sehingga mampu membuat pembaca terinspirasi untuk berbuat perubahan.
Itulah beberapa contoh karya sastra Angkatan 66 yang patut untuk kita kenali. Melalui karya-karya tersebut, para pengarangnya berhasil menghadirkan kritik sosial, keindahan, dan pemikiran yang mendalam dalam dunia sastra Indonesia.