Macam-macam Teknik Sampling dan Penjelasannya


Macam-macam Teknik Sampling dan Penjelasannya

Dalam penelitian, teknik sampling merupakan salah satu langkah penting yang harus dilakukan untuk mendapatkan data yang valid dan akurat. Teknik sampling adalah proses pengambilan sampel dari suatu populasi untuk mewakili seluruh populasi tersebut. Dengan teknik sampling yang tepat, peneliti dapat memperoleh data yang cukup untuk membuat generalisasi tentang seluruh populasi.

Teknik sampling dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis utama, yaitu: sampling probabilitas dan sampling non-probabilitas. Sampling probabilitas adalah teknik sampling di mana setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Sedangkan sampling non-probabilitas adalah teknik sampling di mana tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.

Pada artikel ini, kita akan membahas berbagai macam teknik sampling beserta penjelasannya dan cara mengaplikasikannya. Pemahaman yang mendalam tentang teknik sampling akan membantu Anda sebagai peneliti dalam memilih dan menerapkan teknik yang tepat untuk penelitian Anda.

Macam-macam teknik sampling

Dalam penelitian, teknik sampling memegang peranan penting untuk memperoleh data yang valid dan akurat. Berikut adalah 6 macam teknik sampling yang umum digunakan:

  • Sampling Acak Sederhana
  • Sampling Acak Berstrata
  • Sampling Acak Kluster
  • Sampling Sistematis
  • Sampling Purposive
  • Sampling Bola Salju

Pemilihan teknik sampling yang tepat akan tergantung pada tujuan penelitian, karakteristik populasi, dan ketersediaan data. Dengan memilih teknik sampling yang tepat, peneliti dapat memperoleh data yang representatif dan akurat untuk membuat generalisasi tentang seluruh populasi.

Sampling Acak Sederhana

Sampling acak sederhana merupakan teknik pengambilan sampel di mana setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Teknik ini umum digunakan karena mudah diterapkan dan dapat menghasilkan sampel yang representatif. Berikut adalah langkah-langkah melakukan sampling acak sederhana:

  1. Tentukan populasi yang akan diteliti.
  2. Buat daftar lengkap anggota populasi.
  3. Beri nomor urut pada setiap anggota populasi.
  4. Gunakan generator bilangan acak atau tabel bilangan acak untuk memilih anggota populasi yang akan menjadi sampel.
  5. Ulangi langkah 4 hingga diperoleh jumlah sampel yang diinginkan.

Contoh penerapan sampling acak sederhana:

Seorang peneliti ingin mengetahui pendapat siswa kelas XII IPA 1 tentang pembelajaran daring. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XII IPA 1 yang berjumlah 30 orang. Peneliti menggunakan tabel bilangan acak untuk memilih 10 siswa sebagai sampel. Hasilnya, siswa dengan nomor urut 2, 5, 8, 11, 14, 17, 20, 23, 26, dan 29 terpilih sebagai sampel.

Sampling acak sederhana memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

  • Mudah diterapkan.
  • Dapat menghasilkan sampel yang representatif.
  • Memastikan bahwa setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.

Sampling Acak Berstrata

Sampling acak berstrata merupakan teknik pengambilan sampel di mana populasi terlebih dahulu dibagi menjadi beberapa strata atau kelompok berdasarkan karakteristik tertentu. Setelah itu, dari setiap strata diambil sampel secara acak sederhana. Teknik ini digunakan ketika populasi memiliki karakteristik yang heterogen dan peneliti ingin memastikan bahwa setiap strata terwakili dalam sampel.

Berikut adalah langkah-langkah melakukan sampling acak berstrata:

  1. Tentukan populasi yang akan diteliti.
  2. Bagi populasi menjadi beberapa strata berdasarkan karakteristik tertentu.
  3. Tentukan jumlah sampel yang akan diambil dari setiap strata.
  4. Gunakan generator bilangan acak atau tabel bilangan acak untuk memilih anggota populasi dari setiap strata yang akan menjadi sampel.
  5. Ulangi langkah 4 hingga diperoleh jumlah sampel yang diinginkan.

Contoh penerapan sampling acak berstrata:

Seorang peneliti ingin mengetahui pendapat siswa kelas XII SMA Negeri 1 tentang pembelajaran daring. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XII SMA Negeri 1 yang berjumlah 300 orang. Peneliti membagi populasi menjadi 4 strata berdasarkan kelas, yaitu kelas IPA 1, IPA 2, IPS 1, dan IPS 2. Dari setiap kelas, peneliti mengambil 25 siswa sebagai sampel. Hasilnya, diperoleh sampel sebanyak 100 siswa yang terdiri dari 25 siswa dari kelas IPA 1, 25 siswa dari kelas IPA 2, 25 siswa dari kelas IPS 1, dan 25 siswa dari kelas IPS 2.

Sampling acak berstrata memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

  • Memastikan bahwa setiap strata terwakili dalam sampel.
  • Dapat menghasilkan sampel yang lebih representatif dibandingkan dengan sampling acak sederhana.
  • Mengurangi kesalahan pengambilan sampel.

Sampling Acak Kluster

Sampling acak kluster merupakan teknik pengambilan sampel di mana populasi terlebih dahulu dibagi menjadi beberapa kluster atau kelompok. Setelah itu, dari setiap kluster dipilih satu sampel secara acak. Teknik ini digunakan ketika populasi sangat luas dan sulit dijangkau, sehingga tidak memungkinkan untuk mengambil sampel dari setiap anggota populasi.

  • Ukuran kluster yang sama

    Setiap kluster memiliki ukuran yang sama, sehingga setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.

  • Kluster yang heterogen

    Setiap kluster harus heterogen, artinya memiliki karakteristik yang beragam. Hal ini untuk memastikan bahwa sampel yang diperoleh mewakili seluruh populasi.

  • Kluster yang independen

    Setiap kluster harus independen, artinya tidak saling mempengaruhi. Hal ini untuk memastikan bahwa sampel yang diperoleh tidak bias.

  • Jumlah kluster yang cukup

    Jumlah kluster yang dipilih harus cukup untuk mewakili seluruh populasi. Semakin banyak jumlah kluster yang dipilih, semakin akurat hasil penelitian.

Sampling acak kluster memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

  • Lebih efisien dan lebih murah dibandingkan dengan teknik sampling lainnya.
  • Dapat digunakan untuk menjangkau populasi yang luas dan sulit dijangkau.
  • Hasil penelitian tetap dapat diandalkan, meskipun ukuran sampel lebih kecil dibandingkan dengan teknik sampling lainnya.

Sampling Sistematis

Sampling sistematis merupakan teknik pengambilan sampel di mana anggota populasi dipilih berdasarkan interval tertentu. Teknik ini digunakan ketika populasi sangat besar dan sulit dijangkau, sehingga tidak memungkinkan untuk mengambil sampel dari setiap anggota populasi.

  • Interval sampling yang tepat

    Interval sampling harus ditentukan dengan tepat, sehingga setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.

  • Titik awal yang acak

    Titik awal pengambilan sampel harus dipilih secara acak, sehingga tidak bias.

  • Konsistensi interval

    Interval sampling harus konsisten, artinya jarak antara setiap anggota sampel harus sama.

  • Jumlah sampel yang cukup

    Jumlah sampel yang diambil harus cukup untuk mewakili seluruh populasi. Semakin banyak jumlah sampel yang diambil, semakin akurat hasil penelitian.

Sampling sistematis memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

  • Lebih efisien dan lebih murah dibandingkan dengan teknik sampling lainnya.
  • Dapat digunakan untuk menjangkau populasi yang luas dan sulit dijangkau.
  • Hasil penelitian tetap dapat diandalkan, meskipun ukuran sampel lebih kecil dibandingkan dengan teknik sampling lainnya.

Sampling Purposive

Sampling purposive merupakan teknik pengambilan sampel di mana peneliti memilih sampel berdasarkan tujuan penelitian dan informasi yang ingin diperoleh. Teknik ini digunakan ketika peneliti ingin mendapatkan informasi yang mendalam tentang suatu kelompok atau fenomena tertentu. Sampel yang dipilih adalah individu atau kelompok yang memiliki pengetahuan atau pengalaman yang relevan dengan penelitian.

Berikut adalah langkah-langkah melakukan sampling purposive:

  1. Tentukan tujuan penelitian dan informasi yang ingin diperoleh.
  2. Identifikasi karakteristik individu atau kelompok yang memiliki pengetahuan atau pengalaman yang relevan dengan penelitian.
  3. Pilih sampel yang mewakili karakteristik tersebut.
  4. Lakukan penelitian pada sampel yang telah dipilih.

Contoh penerapan sampling purposive:

Seorang peneliti ingin mengetahui pengalaman mahasiswa dalam belajar daring selama pandemi COVID-19. Peneliti memilih sampel mahasiswa dari berbagai fakultas dan jurusan yang memiliki pengalaman belajar daring yang beragam. Peneliti juga memilih sampel mahasiswa yang memiliki latar belakang ekonomi dan sosial yang berbeda.

Sampling purposive memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

  • Dapat digunakan untuk mendapatkan informasi yang mendalam tentang suatu kelompok atau fenomena tertentu.
  • Memungkinkan peneliti untuk memilih sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian.
  • Dapat digunakan untuk menjangkau populasi yang sulit dijangkau.

Sampling Bola Salju

Sampling bola salju merupakan teknik pengambilan sampel di mana peneliti memulai dengan sampel kecil dan kemudian memperluas sampel dengan meminta responden untuk merujuk responden lain yang memiliki karakteristik yang sama. Teknik ini digunakan ketika populasi sulit dijangkau atau ketika informasi tentang populasi sangat terbatas.

  • Responden awal yang tepat

    Responden awal harus dipilih dengan cermat, karena mereka akan menjadi dasar untuk memperluas sampel.

  • Kepercayaan dan kerja sama responden

    Responden harus percaya kepada peneliti dan bersedia memberikan informasi yang dibutuhkan serta merujuk responden lain yang memiliki karakteristik yang sama.

  • Kriteria pemilihan responden

    Peneliti harus menentukan kriteria pemilihan responden yang jelas, sehingga sampel yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian.

  • Ukuran sampel yang cukup

    Ukuran sampel harus cukup untuk mewakili seluruh populasi. Semakin banyak jumlah sampel yang diambil, semakin akurat hasil penelitian.

Sampling bola salju memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

  • Dapat digunakan untuk menjangkau populasi yang sulit dijangkau.
  • Memungkinkan peneliti untuk mendapatkan informasi yang mendalam tentang suatu kelompok atau fenomena tertentu.
  • Dapat digunakan untuk memperluas sampel dengan cepat dan mudah.

Kesimpulan

Dalam penelitian, pemilihan teknik sampling yang tepat sangat penting untuk mendapatkan data yang valid dan akurat. Ada berbagai macam teknik sampling yang dapat digunakan, antara lain sampling acak sederhana, sampling acak berstrata, sampling acak kluster, sampling sistematis, sampling purposive, dan sampling bola salju. Setiap teknik sampling memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga peneliti harus memilih teknik yang paling sesuai dengan tujuan penelitian dan karakteristik populasi.

Dengan memahami berbagai macam teknik sampling, peneliti dapat memilih teknik yang tepat untuk penelitian mereka dan memperoleh data yang berkualitas. Hal ini akan membantu peneliti dalam membuat generalisasi tentang seluruh populasi dan mengambil keputusan yang tepat berdasarkan hasil penelitian.