Motivasi belajar merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Motivasi belajar dapat diartikan sebagai dorongan atau keinginan yang kuat dalam diri seseorang untuk mempelajari sesuatu. Motivasi belajar dapat datang dari dalam diri seseorang (intrinsik) atau dari luar diri seseorang (ekstrinsik).
Ada banyak teori motivasi belajar yang dikemukakan oleh para ahli. Masing-masing teori memiliki pandangan yang berbeda tentang apa yang mendorong seseorang untuk belajar. Beberapa teori motivasi belajar yang terkenal antara lain:
Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa teori motivasi belajar menurut para ahli. Kita juga akan membahas tentang bagaimana cara meningkatkan motivasi belajar siswa.
teori motivasi belajar menurut para ahli
Teori motivasi belajar adalah teori yang menjelaskan tentang faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk belajar.
- Dorongan internal dan eksternal
- Kebutuhan dan tujuan
- Harapan dan atribusi
- Keyakinan diri dan harga diri
- Lingkungan belajar dan sosial
Teori-teori motivasi belajar ini dapat membantu guru dan siswa untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Dengan memahami faktor-faktor tersebut, guru dan siswa dapat bekerja sama untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Dorongan internal dan eksternal
Dalam teori motivasi belajar, dorongan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu dorongan internal dan dorongan eksternal.
Dorongan internal adalah dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang. Dorongan internal ini muncul karena adanya kebutuhan dan keinginan yang ingin dipenuhi. Misalnya, seorang siswa yang belajar karena ingin mendapatkan nilai bagus atau karena ingin menambah pengetahuan.
Dorongan eksternal adalah dorongan yang berasal dari luar diri seseorang. Dorongan eksternal ini muncul karena adanya rangsangan dari lingkungan sekitar. Misalnya, seorang siswa yang belajar karena ingin mendapatkan pujian dari guru atau karena ingin menghindari hukuman.
Kedua jenis dorongan ini sama-sama penting dalam memotivasi seseorang untuk belajar. Namun, dorongan internal umumnya lebih kuat dan lebih bertahan lama dibandingkan dengan dorongan eksternal. Dorongan internal dapat membuat seseorang belajar dengan lebih tekun dan lebih bersemangat, sedangkan dorongan eksternal hanya dapat membuat seseorang belajar dengan terpaksa.
Oleh karena itu, guru dan orang tua sebaiknya fokus pada pengembangan dorongan internal siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, memberikan pujian dan penghargaan yang tulus, serta membantu siswa menemukan minat dan bakatnya.
Dengan demikian, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar dan akan lebih berhasil dalam studinya.
Kebutuhan dan tujuan
Kebutuhan dan tujuan merupakan dua faktor penting yang mempengaruhi motivasi belajar seseorang. Kebutuhan adalah sesuatu yang diperlukan oleh seseorang untuk bertahan hidup dan berkembang, sedangkan tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh seseorang.
Kebutuhan dan tujuan dapat menjadi sumber motivasi belajar yang kuat. Misalnya, seorang siswa yang merasa perlu untuk mendapatkan nilai bagus agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi akan termotivasi untuk belajar dengan tekun. Demikian pula, seorang siswa yang ingin menjadi dokter akan termotivasi untuk belajar dengan giat di bidang sains dan matematika.
Guru dan orang tua dapat membantu siswa untuk mengembangkan motivasi belajar dengan cara membantu siswa mengidentifikasi kebutuhan dan tujuan mereka. Guru dan orang tua juga dapat membantu siswa untuk mengembangkan rencana untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Dengan demikian, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar dan akan lebih berhasil dalam studinya.
Berikut adalah beberapa tips untuk membantu siswa mengembangkan motivasi belajar berdasarkan kebutuhan dan tujuan:
- Bantu siswa untuk mengidentifikasi kebutuhan dan tujuan mereka.
- Bantu siswa untuk mengembangkan rencana untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
- Berikan dukungan dan dorongan kepada siswa selama mereka berusaha mencapai tujuan-tujuan mereka.
- Rayakan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan mereka.
Dengan mengikuti tips-tips tersebut, guru dan orang tua dapat membantu siswa untuk mengembangkan motivasi belajar yang kuat dan bertahan lama.
Harapan dan atribusi
Harapan dan atribusi merupakan dua faktor penting lainnya yang mempengaruhi motivasi belajar seseorang.
- Harapan
Harapan adalah keyakinan seseorang tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Harapan dapat menjadi sumber motivasi belajar yang kuat. Misalnya, seorang siswa yang berharap untuk mendapatkan nilai bagus pada ujian akhir akan termotivasi untuk belajar dengan tekun. Sebaliknya, seorang siswa yang tidak berharap untuk mendapatkan nilai bagus pada ujian akhir akan cenderung tidak termotivasi untuk belajar.
Atribusi
Atribusi adalah cara seseorang menjelaskan keberhasilan atau kegagalan yang dialaminya. Atribusi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu atribusi internal dan atribusi eksternal. Atribusi internal adalah atribusi yang menjelaskan keberhasilan atau kegagalan pada faktor-faktor internal, seperti kemampuan dan usaha. Atribusi eksternal adalah atribusi yang menjelaskan keberhasilan atau kegagalan pada faktor-faktor eksternal, seperti keberuntungan atau kesulitan tugas.
Hubungan antara harapan dan atribusi
Harapan dan atribusi saling terkait erat. Harapan seseorang tentang keberhasilan atau kegagalannya pada tugas tertentu akan mempengaruhi atribusi yang dibuatnya setelah mengerjakan tugas tersebut. Misalnya, seorang siswa yang berharap untuk mendapatkan nilai bagus pada ujian akhir dan berhasil mendapatkan nilai bagus akan cenderung membuat atribusi internal, seperti “Saya berhasil karena saya belajar dengan tekun.” Sebaliknya, seorang siswa yang berharap untuk mendapatkan nilai bagus pada ujian akhir tetapi gagal mendapatkan nilai bagus akan cenderung membuat atribusi eksternal, seperti “Saya gagal karena ujiannya terlalu sulit.”
Implikasi bagi motivasi belajar
Harapan dan atribusi dapat mempengaruhi motivasi belajar seseorang secara signifikan. Seseorang yang memiliki harapan tinggi tentang keberhasilannya dan cenderung membuat atribusi internal akan lebih termotivasi untuk belajar dibandingkan dengan seseorang yang memiliki harapan rendah tentang keberhasilannya dan cenderung membuat atribusi eksternal.
Oleh karena itu, guru dan orang tua sebaiknya fokus pada pengembangan harapan dan atribusi positif pada siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan pujian dan penghargaan yang tulus, membantu siswa untuk mengembangkan tujuan-tujuan yang realistis, dan mengajarkan siswa untuk membuat atribusi internal atas keberhasilan dan kegagalan mereka.
Keyakinan diri dan harga diri
Keyakinan diri dan harga diri merupakan dua faktor penting lainnya yang mempengaruhi motivasi belajar seseorang.
Keyakinan diri adalah keyakinan seseorang tentang kemampuannya untuk berhasil dalam suatu tugas. Keyakinan diri dapat menjadi sumber motivasi belajar yang kuat. Misalnya, seorang siswa yang yakin bahwa ia dapat mengerjakan ujian dengan baik akan termotivasi untuk belajar dengan tekun. Sebaliknya, seorang siswa yang tidak yakin bahwa ia dapat mengerjakan ujian dengan baik akan cenderung tidak termotivasi untuk belajar.
Harga diri adalah penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Harga diri dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu harga diri tinggi dan harga diri rendah. Harga diri tinggi adalah penilaian positif seseorang terhadap dirinya sendiri, sedangkan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap dirinya sendiri.
Hubungan antara keyakinan diri, harga diri, dan motivasi belajar
Keyakinan diri dan harga diri saling terkait erat dan keduanya mempengaruhi motivasi belajar seseorang. Seseorang yang memiliki keyakinan diri tinggi dan harga diri tinggi cenderung lebih termotivasi untuk belajar dibandingkan dengan seseorang yang memiliki keyakinan diri rendah dan harga diri rendah.
Hal ini disebabkan karena keyakinan diri dan harga diri yang tinggi membuat seseorang lebih percaya pada kemampuannya untuk berhasil, lebih bersemangat untuk menghadapi tantangan, dan lebih gigih dalam berusaha. Sebaliknya, keyakinan diri dan harga diri yang rendah membuat seseorang lebih ragu-ragu pada kemampuannya untuk berhasil, lebih mudah menyerah ketika menghadapi tantangan, dan kurang termotivasi untuk berusaha.
Oleh karena itu, guru dan orang tua sebaiknya fokus pada pengembangan keyakinan diri dan harga diri siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan pujian dan penghargaan yang tulus, membantu siswa untuk mengembangkan tujuan-tujuan yang realistis, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami kesuksesan.
Lingkungan belajar dan sosial
Lingkungan belajar dan sosial merupakan dua faktor penting lainnya yang mempengaruhi motivasi belajar seseorang.
- Lingkungan belajar
Lingkungan belajar adalah lingkungan fisik dan sosial tempat seseorang belajar. Lingkungan belajar yang kondusif dapat menjadi sumber motivasi belajar yang kuat. Misalnya, seorang siswa yang belajar di ruang belajar yang tenang dan nyaman akan lebih termotivasi untuk belajar dibandingkan dengan seorang siswa yang belajar di ruang belajar yang bising dan tidak nyaman.
Lingkungan sosial
Lingkungan sosial adalah lingkungan sosial tempat seseorang berinteraksi dengan orang lain. Lingkungan sosial yang positif dapat menjadi sumber motivasi belajar yang kuat. Misalnya, seorang siswa yang memiliki teman-teman yang senang belajar akan lebih termotivasi untuk belajar dibandingkan dengan seorang siswa yang memiliki teman-teman yang tidak senang belajar.
Hubungan antara lingkungan belajar dan sosial, dan motivasi belajar
Lingkungan belajar dan sosial saling terkait erat dan keduanya mempengaruhi motivasi belajar seseorang. Lingkungan belajar dan sosial yang kondusif dapat menciptakan suasana yang mendukung pembelajaran dan membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar. Sebaliknya, lingkungan belajar dan sosial yang tidak kondusif dapat menciptakan suasana yang tidak mendukung pembelajaran dan membuat siswa kurang termotivasi untuk belajar.
Implikasi bagi motivasi belajar
Guru dan orang tua sebaiknya fokus pada pengembangan lingkungan belajar dan sosial yang kondusif bagi siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyediakan ruang belajar yang tenang dan nyaman, mendorong siswa untuk berinteraksi dengan teman-teman yang senang belajar, dan menciptakan suasana yang positif di sekolah dan di rumah.
Dengan demikian, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar dan akan lebih berhasil dalam studinya.
Kesimpulan
Menurut para ahli, motivasi belajar merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Motivasi belajar dapat diartikan sebagai dorongan atau keinginan yang kuat dalam diri seseorang untuk mempelajari sesuatu. Motivasi belajar dapat datang dari dalam diri seseorang (intrinsik) atau dari luar diri seseorang (ekstrinsik).
Ada banyak teori motivasi belajar yang dikemukakan oleh para ahli. Masing-masing teori memiliki pandangan yang berbeda tentang apa yang mendorong seseorang untuk belajar. Beberapa teori motivasi belajar yang terkenal antara lain teori dorongan internal dan eksternal, teori kebutuhan dan tujuan, teori harapan dan atribusi, teori keyakinan diri dan harga diri, serta teori lingkungan belajar dan sosial.
Semua teori motivasi belajar tersebut memiliki implikasi penting bagi guru dan orang tua dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Guru dan orang tua dapat membantu siswa untuk mengembangkan motivasi belajar yang kuat dengan cara:
- Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif
- Memberikan pujian dan penghargaan yang tulus
- Membantu siswa untuk mengembangkan tujuan-tujuan yang realistis
- Mengajarkan siswa untuk membuat atribusi internal atas keberhasilan dan kegagalan mereka
- Mendorong siswa untuk berinteraksi dengan teman-teman yang senang belajar
- Menciptakan suasana yang positif di sekolah dan di rumah
Dengan demikian, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar dan akan lebih berhasil dalam studinya.
Demikianlah pembahasan kita tentang teori motivasi belajar menurut para ahli. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda. Terima kasih telah membaca!