Alat Bercocok Tanam Pada Masa Praaksara

Bendabenda peninggalan yang dihasilkan pada masa bercocok tanam

Pengenalan

Masa praaksara adalah periode dalam sejarah manusia di mana teknologi masih sangat terbatas. Namun, manusia purba sudah memiliki keinginan untuk memanfaatkan tanah dan tumbuh-tumbuhan untuk kehidupan sehari-hari. Meskipun alat-alat bercocok tanam pada masa praaksara jauh lebih sederhana dibandingkan dengan zaman sekarang, namun mereka berhasil mengembangkan berbagai alat yang efektif untuk membantu mereka dalam berkebun.

Cangkul Batu

Salah satu alat bercocok tanam yang paling umum digunakan pada masa praaksara adalah cangkul batu. Cangkul batu digunakan untuk membantu manusia dalam menggali tanah dan mengeruknya. Alat ini terbuat dari batu yang diasah dengan tajam di salah satu ujungnya, sehingga memudahkan manusia untuk mengolah tanah.

Garukan Kayu

Garukan kayu adalah alat lain yang digunakan pada masa praaksara. Alat ini terbuat dari kayu yang ujungnya diasah sehingga mirip dengan cangkul batu. Garukan kayu digunakan untuk menggali tanah yang lebih keras dan juga untuk membersihkan gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman.

Keranjang Anyaman

Untuk memudahkan dalam membawa hasil panen, manusia praaksara juga telah mengembangkan keranjang anyaman. Keranjang ini terbuat dari anyaman daun atau ranting pohon, sehingga cukup kuat untuk menampung berbagai macam hasil panen seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.

Galengan Kayu

Selain keranjang anyaman, manusia praaksara juga menggunakan galengan kayu untuk membantu dalam proses panen. Galengan kayu adalah alat yang terbuat dari kayu yang ujungnya dilengkapi dengan gigi-gigi kecil yang tajam. Alat ini digunakan untuk memotong tanaman seperti padi atau gandum dari pangkalnya.

Sabit

Salah satu alat bercocok tanam yang paling penting pada masa praaksara adalah sabit. Sabit digunakan untuk memotong tanaman seperti rumput atau padi dengan cepat dan efisien. Alat ini terbuat dari kayu yang ujungnya dilengkapi dengan pisau tajam yang melengkung.

Lesung Batu

Lesung batu adalah alat yang digunakan untuk menggiling biji-bijian menjadi tepung. Alat ini terdiri dari dua bagian, yaitu lesung yang terbuat dari batu dan alu yang digunakan untuk menghancurkan biji-bijian. Manusia praaksara menggunakan lesung batu untuk mengolah biji-bijian seperti gandum menjadi tepung yang bisa digunakan untuk membuat roti.

Manfaat Alat Bercocok Tanam pada Masa Praaksara

Alat-alat bercocok tanam yang dikembangkan pada masa praaksara memiliki manfaat yang sangat besar bagi manusia. Dengan adanya alat-alat ini, manusia bisa lebih efisien dalam mengolah tanah dan memanen hasil pertanian. Selain itu, alat-alat ini juga membantu dalam memperoleh makanan yang cukup untuk kelangsungan hidup.

Peningkatan Kualitas Hidup

Dengan adanya alat-alat bercocok tanam, manusia praaksara dapat menghasilkan makanan dengan jumlah yang lebih banyak. Hal ini membantu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Selain itu, alat-alat ini juga membantu dalam meningkatkan produktivitas pertanian, sehingga manusia bisa lebih mandiri dalam mencukupi kebutuhan mereka.

Perkembangan Teknologi

Pengembangan alat-alat bercocok tanam pada masa praaksara juga menunjukkan adanya perkembangan teknologi pada masa itu. Meskipun masih jauh dari teknologi modern, namun manusia praaksara berhasil mengembangkan alat-alat sederhana yang efektif dalam membantu mereka dalam berkebun. Hal ini menunjukkan adanya kecerdasan dan kreativitas manusia purba dalam memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar mereka.

Kesimpulan

Alat-alat bercocok tanam pada masa praaksara merupakan bukti kemampuan manusia purba dalam mengembangkan teknologi untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Meskipun sederhana, alat-alat ini memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan kualitas hidup manusia praaksara. Dengan mempelajari dan menghargai alat-alat ini, kita dapat lebih menghargai perjalanan panjang manusia dalam mengembangkan teknologi pertanian.