Pendahuluan
Pada masa praaksara, manusia hidup dalam kondisi yang sangat primitif. Teknologi dan pengetahuan pertanian belum ada, namun manusia sudah mulai mengenal pentingnya bercocok tanam sebagai cara untuk mencukupi kebutuhan pangan mereka.
1. Pemilihan Tanaman
Dalam bercocok tanam pada masa praaksara, pemilihan tanaman yang tepat sangat penting. Tanaman harus dapat tumbuh dengan baik di lingkungan yang ada, seperti sayuran, umbi-umbian, dan buah-buahan yang dapat beradaptasi dengan kondisi alam.
2. Persiapan Lahan
Sebelum bercocok tanam, lahan harus dipersiapkan dengan baik. Para manusia praaksara biasanya membersihkan lahan dari rumput liar dan batu-batu yang menghalangi pertumbuhan tanaman. Setelah itu, mereka membuat bedengan atau lubang tanam untuk menanam biji atau bibit tanaman.
3. Penanaman
Proses penanaman pada masa praaksara dilakukan dengan cara menanam biji atau bibit tanaman ke dalam lubang tanam atau bedengan yang telah disiapkan sebelumnya. Tanaman juga perlu disiram secara teratur agar dapat tumbuh dengan baik.
4. Perawatan Tanaman
Perawatan tanaman pada masa praaksara biasanya meliputi penyiraman, pemupukan menggunakan bahan alami seperti kompos, dan pemangkasan jika diperlukan. Tujuannya adalah agar tanaman tetap sehat dan menghasilkan buah atau hasil yang baik.
5. Melindungi Tanaman dari Hama dan Penyakit
Pada masa praaksara, manusia belum mengenal pestisida atau obat-obatan kimia untuk melindungi tanaman dari hama dan penyakit. Oleh karena itu, mereka menggunakan cara alami seperti menanam tanaman pengganggu, seperti bawang dan cabai, di sekitar tanaman yang ingin dilindungi.
6. Panen
Setelah tanaman mencapai masa panen, manusia praaksara mulai memanennya. Mereka memetik buah-buahan, sayuran, atau menggali umbi-umbian yang sudah matang. Hasil panen ini kemudian digunakan sebagai makanan sehari-hari atau sebagai persediaan untuk masa depan.
7. Penyimpanan Hasil Panen
Manusia praaksara tidak memiliki teknologi modern untuk menyimpan hasil panen mereka. Oleh karena itu, mereka menggunakan cara-cara tradisional seperti mengeringkan atau mengasinkan makanan agar tahan lama. Mereka juga menggunakan tempat penyimpanan yang aman dari serangan hama atau binatang liar.
8. Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Pada masa praaksara, manusia sangat bergantung pada sumber daya alam untuk bertahan hidup. Mereka menggunakan tanah, air, dan sinar matahari sebagai faktor utama dalam bercocok tanam. Mereka juga mengandalkan alam untuk menyediakan makanan tambahan seperti buah-buahan liar atau hewan yang bisa ditangkap untuk dimakan.
9. Keberlanjutan Pertanian Praaksara
Pertanian pada masa praaksara belum mengenal konsep keberlanjutan seperti yang kita kenal saat ini. Manusia praaksara hanya mengambil sumber daya alam yang dibutuhkan untuk bertahan hidup tanpa memikirkan dampak jangka panjangnya. Hal ini menyebabkan kekurangan sumber daya dan penurunan produktivitas lahan pada masa mendatang.
10. Pembelajaran untuk Masa Kini
Sebagai manusia modern, kita dapat belajar banyak dari cara bercocok tanam pada masa praaksara. Meskipun teknologi dan pengetahuan telah berkembang pesat, prinsip-prinsip dasar seperti pemilihan tanaman yang tepat, persiapan lahan, dan perawatan tanaman tetap relevan dan dapat diaplikasikan dalam pertanian masa kini.
Dengan menghargai dan mempelajari cara bercocok tanam pada masa praaksara, kita dapat mengembangkan pertanian yang lebih berkelanjutan, ramah lingkungan, dan dapat memenuhi kebutuhan pangan generasi mendatang.