Contoh Rumusan Masalah Penelitian yang Baik dan Benar


Contoh Rumusan Masalah Penelitian yang Baik dan Benar

Dalam melakukan penelitian, rumusan masalah merupakan salah satu elemen penting yang harus diperhatikan. Rumusan masalah yang baik dan benar akan membantu peneliti dalam mengarahkan penelitian dan memperoleh hasil yang diharapkan. Lantas, bagaimana cara membuat rumusan masalah yang baik dan benar? Simak penjelasannya berikut ini.

Rumusan masalah adalah pernyataan yang jelas dan terarah tentang pertanyaan atau permasalahan yang ingin dijawab atau dipecahkan melalui penelitian. Rumusan masalah yang baik harus memiliki beberapa kriteria, di antaranya:

Setelah memahami kriteria rumusan masalah yang baik, langkah selanjutnya adalah menyusun rumusan masalah yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Berikut adalah beberapa tips dalam menyusun rumusan masalah:

contoh rumusan masalah

Berikut adalah 6 poin penting tentang “contoh rumusan masalah”:

  • Jelas dan terarah
  • Fokus dan spesifik
  • Relevan dan bermakna
  • Dapat diuji dan diukur
  • Tidak bias dan netral
  • Menarik dan menantang

Dengan memperhatikan poin-poin penting tersebut, Anda dapat menyusun rumusan masalah penelitian yang baik dan benar.

Jelas dan terarah

Rumusan masalah yang jelas dan terarah akan memudahkan peneliti dalam memahami dan mengarahkan penelitiannya. Rumusan masalah yang jelas juga akan membantu pembaca untuk memahami tujuan dan ruang lingkup penelitian.

  • Fokus dan spesifik

    Rumusan masalah harus fokus dan spesifik, tidak boleh terlalu luas atau terlalu sempit. Rumusan masalah yang fokus akan membantu peneliti untuk mempertajam penelitiannya dan memperoleh hasil yang lebih mendalam.

  • Relevan dan bermakna

    Rumusan masalah harus relevan dengan bidang ilmu yang diteliti dan memiliki makna atau signifikansi teoritis atau praktis. Rumusan masalah yang relevan akan membantu peneliti untuk berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan atau memecahkan masalah nyata di masyarakat.

  • Dapat diuji dan diukur

    Rumusan masalah harus dapat diuji dan diukur secara empiris. Artinya, rumusan masalah harus memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya untuk menjawab pertanyaan penelitian. Rumusan masalah yang tidak dapat diuji atau diukur akan sulit untuk dijawab dan akan menghasilkan penelitian yang tidak valid.

  • Tidak bias dan netral

    Rumusan masalah harus tidak bias dan netral, artinya tidak boleh mengandung asumsi atau prasangka tertentu. Rumusan masalah yang bias akan mempengaruhi hasil penelitian dan membuatnya tidak objektif. Peneliti harus menyusun rumusan masalah secara netral dan objektif agar hasil penelitiannya dapat dipercaya.

Dengan memperhatikan poin-poin tersebut, peneliti dapat menyusun rumusan masalah yang jelas dan terarah, yang akan membantu dalam keberhasilan penelitian.

Fokus dan spesifik

Rumusan masalah yang fokus dan spesifik akan memudahkan peneliti dalam mengarahkan penelitiannya dan memperoleh hasil yang lebih mendalam. Rumusan masalah yang fokus juga akan membantu pembaca untuk memahami tujuan dan ruang lingkup penelitian dengan lebih jelas.

  • Batasi ruang lingkup penelitian

    Rumusan masalah harus membatasi ruang lingkup penelitian agar peneliti dapat fokus pada aspek penelitian yang paling penting. Peneliti harus menghindari rumusan masalah yang terlalu luas, karena akan sulit untuk dijawab dan akan menghasilkan penelitian yang dangkal.

  • Tentukan variabel penelitian

    Rumusan masalah harus menentukan variabel penelitian yang akan dikaji. Variabel penelitian adalah aspek atau faktor yang akan diukur atau diamati dalam penelitian. Peneliti harus memilih variabel penelitian yang relevan dengan tujuan penelitian dan dapat diukur secara empiris.

  • Buat pertanyaan penelitian yang spesifik

    Rumusan masalah harus berupa pertanyaan penelitian yang spesifik dan jelas. Pertanyaan penelitian harus dapat dijawab melalui penelitian yang dilakukan. Peneliti harus menghindari pertanyaan penelitian yang terlalu umum atau abstrak.

  • Gunakan kata-kata yang operasional

    Rumusan masalah harus menggunakan kata-kata yang operasional, artinya kata-kata yang memiliki makna yang jelas dan dapat diukur. Peneliti harus menghindari kata-kata yang abstrak atau ambigu.

Dengan memperhatikan poin-poin tersebut, peneliti dapat menyusun rumusan masalah yang fokus dan spesifik, yang akan membantu dalam keberhasilan penelitian.

Relevan dan bermakna

Rumusan masalah yang relevan dan bermakna akan membantu peneliti untuk berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan atau memecahkan masalah nyata di masyarakat. Rumusan masalah yang relevan juga akan menarik perhatian pembaca dan membuat penelitian lebih menarik untuk diikuti.

  • Sesuai dengan bidang ilmu

    Rumusan masalah harus sesuai dengan bidang ilmu yang diteliti. Artinya, rumusan masalah harus relevan dengan teori dan konsep yang ada di bidang ilmu tersebut. Peneliti harus menghindari rumusan masalah yang tidak relevan dengan bidang ilmunya.

  • Memiliki signifikansi teoritis atau praktis

    Rumusan masalah harus memiliki signifikansi teoritis atau praktis. Signifikansi teoritis berarti rumusan masalah dapat berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan. Signifikansi praktis berarti rumusan masalah dapat membantu memecahkan masalah nyata di masyarakat. Peneliti harus menghindari rumusan masalah yang tidak memiliki signifikansi teoritis atau praktis.

  • Menarik dan menantang

    Rumusan masalah yang menarik dan menantang akan membuat penelitian lebih menarik untuk diikuti. Peneliti harus memilih rumusan masalah yang membuat pembaca penasaran dan ingin mengetahui jawabannya. Peneliti juga harus menghindari rumusan masalah yang terlalu mudah atau terlalu sulit.

  • Dapat digeneralisasi

    Rumusan masalah yang dapat digeneralisasi berarti hasil penelitian dapat diterapkan pada konteks yang lebih luas. Peneliti harus memilih rumusan masalah yang memiliki potensi untuk digeneralisasi ke populasi yang lebih luas atau ke situasi yang berbeda.

Dengan memperhatikan poin-poin tersebut, peneliti dapat menyusun rumusan masalah yang relevan dan bermakna, yang akan membantu dalam keberhasilan penelitian.

Dapat diuji dan diukur

Rumusan masalah yang dapat diuji dan diukur akan memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya untuk menjawab pertanyaan penelitian. Rumusan masalah yang tidak dapat diuji atau diukur akan sulit untuk dijawab dan akan menghasilkan penelitian yang tidak valid.

Untuk membuat rumusan masalah yang dapat diuji dan diukur, peneliti perlu memperhatikan beberapa hal berikut:

  1. Rumusan masalah harus jelas dan spesifik. Rumusan masalah yang jelas dan spesifik akan memudahkan peneliti untuk menentukan variabel penelitian dan metode penelitian yang tepat.
  2. Variabel penelitian harus dapat diukur. Variabel penelitian adalah aspek atau faktor yang akan diukur atau diamati dalam penelitian. Peneliti harus memilih variabel penelitian yang dapat diukur secara empiris, artinya dapat diamati dan diukur dengan menggunakan alat ukur yang sesuai.
  3. Metode penelitian harus sesuai dengan tujuan penelitian dan variabel penelitian. Peneliti harus memilih metode penelitian yang tepat untuk mengumpulkan data dan menganalisis data. Metode penelitian harus sesuai dengan tujuan penelitian dan variabel penelitian yang digunakan.
  4. Hasil penelitian harus dapat diverifikasi. Hasil penelitian harus dapat diverifikasi atau diuji kebenarannya oleh peneliti lain. Untuk itu, peneliti harus melaporkan metode penelitian dan data penelitian secara lengkap dan transparan.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, peneliti dapat menyusun rumusan masalah yang dapat diuji dan diukur, yang akan membantu dalam keberhasilan penelitian.

Rumusan masalah yang dapat diuji dan diukur juga akan memudahkan peneliti untuk menarik kesimpulan yang valid dari hasil penelitian. Kesimpulan yang valid adalah kesimpulan yang didukung oleh bukti-bukti empiris yang kuat. Bukti-bukti empiris tersebut diperoleh dari data penelitian yang dikumpulkan dan dianalisis secara sistematis.

Tidak bias dan netral

Rumusan masalah yang tidak bias dan netral akan menghasilkan penelitian yang objektif dan dapat dipercaya. Rumusan masalah yang bias atau tidak netral akan mempengaruhi hasil penelitian dan membuatnya tidak valid.

Untuk membuat rumusan masalah yang tidak bias dan netral, peneliti perlu memperhatikan beberapa hal berikut:

  1. Hindari menggunakan kata-kata yang bias atau emosional. Kata-kata yang bias atau emosional dapat mempengaruhi persepsi pembaca terhadap penelitian. Misalnya, peneliti harus menghindari menggunakan kata-kata seperti “baik” atau “buruk”, “benar” atau “salah”.
  2. Hindari membuat asumsi atau prasangka dalam rumusan masalah. Asumsi atau prasangka dapat mempengaruhi hasil penelitian. Misalnya, peneliti harus menghindari membuat asumsi bahwa suatu kelompok tertentu lebih baik atau lebih buruk daripada kelompok lainnya.
  3. Pertimbangkan semua perspektif yang relevan. Peneliti harus mempertimbangkan semua perspektif yang relevan dalam rumusan masalah. Hal ini akan membantu peneliti untuk menghindari bias dan menghasilkan penelitian yang lebih objektif.
  4. Tetap berpegang pada fakta. Peneliti harus tetap berpegang pada fakta dalam rumusan masalah. Hindari membuat klaim yang tidak didukung oleh bukti empiris.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, peneliti dapat menyusun rumusan masalah yang tidak bias dan netral, yang akan membantu dalam keberhasilan penelitian.

Rumusan masalah yang tidak bias dan netral juga akan memudahkan peneliti untuk mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Dukungan dari berbagai pihak ini penting untuk keberhasilan penelitian, terutama penelitian yang melibatkan banyak responden atau penelitian yang membutuhkan biaya yang besar.

Menarik dan menantang

Rumusan masalah yang menarik dan menantang akan membuat penelitian lebih menarik untuk diikuti. Rumusan masalah yang menarik juga akan membuat pembaca penasaran dan ingin mengetahui jawabannya.

Untuk membuat rumusan masalah yang menarik dan menantang, peneliti perlu memperhatikan beberapa hal berikut:

  1. Pilih topik yang menarik dan relevan. Topik yang menarik dan relevan akan membuat penelitian lebih menarik untuk diikuti. Peneliti dapat memilih topik yang sedang hangat diperbincangkan atau topik yang memiliki dampak yang luas bagi masyarakat.
  2. Buat pertanyaan penelitian yang menarik. Pertanyaan penelitian yang menarik akan membuat pembaca penasaran dan ingin mengetahui jawabannya. Peneliti dapat membuat pertanyaan penelitian yang kontroversial atau yang menantang pemikiran pembaca.
  3. Gunakan bahasa yang jelas dan ringkas. Bahasa yang jelas dan ringkas akan membuat rumusan masalah lebih mudah dipahami dan diikuti. Peneliti harus menghindari menggunakan bahasa yang terlalu teknis atau jargon yang sulit dipahami oleh pembaca umum.
  4. Berikan contoh atau ilustrasi. Contoh atau ilustrasi dapat membantu pembaca untuk memahami rumusan masalah dengan lebih jelas. Peneliti dapat memberikan contoh atau ilustrasi yang konkret dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, peneliti dapat menyusun rumusan masalah yang menarik dan menantang, yang akan membantu dalam keberhasilan penelitian.

Rumusan masalah yang menarik dan menantang juga akan menarik perhatian pembaca dan membuat penelitian lebih mudah untuk disebarluaskan. Penelitian yang menarik dan mudah disebarluaskan akan berdampak lebih luas dan dapat berkontribusi lebih besar pada pengembangan ilmu pengetahuan atau pemecahan masalah di masyarakat.

Kesimpulan

Rumusan masalah merupakan salah satu elemen penting dalam penelitian. Rumusan masalah yang baik dan benar akan membantu peneliti dalam mengarahkan penelitian dan memperoleh hasil yang diharapkan. Dalam artikel ini, kita telah membahas beberapa poin penting tentang contoh rumusan masalah, yaitu:

  • Rumusan masalah harus jelas dan terarah.
  • Rumusan masalah harus fokus dan spesifik.
  • Rumusan masalah harus relevan dan bermakna.
  • Rumusan masalah harus dapat diuji dan diukur.
  • Rumusan masalah harus tidak bias dan netral.
  • Rumusan masalah harus menarik dan menantang.

Dengan memperhatikan poin-poin tersebut, peneliti dapat menyusun rumusan masalah yang baik dan benar, yang akan membantu dalam keberhasilan penelitian.

Demikian pembahasan kita tentang contoh rumusan masalah. Semoga bermanfaat dan selamat meneliti!