Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan kata “makna” untuk mengungkapkan sesuatu yang kita pahami atau maksudkan. Namun, tahukah Anda apa sebenarnya pengertian makna menurut para ahli?
Secara umum, makna dapat diartikan sebagai sesuatu yang terkandung dalam suatu kata, frasa, kalimat, atau wacana yang dapat dipahami oleh penerima pesan.
Untuk lebih memahami pengertian makna, mari kita simak pendapat beberapa ahli berikut ini:
pengertian makna menurut para ahli
Berikut adalah 5 poin penting tentang pengertian makna menurut para ahli:
- Makna bersifat subjektif.
- Makna dipengaruhi oleh konteks.
- Makna dapat berubah seiring waktu.
- Makna dapat berbeda antar budaya.
- Makna dapat dijelaskan melalui analisis semantik.
Dengan memahami poin-poin penting ini, kita dapat lebih memahami bagaimana makna bekerja dalam komunikasi dan bagaimana kita dapat menggunakannya secara efektif.
Makna bersifat subjektif.
Salah satu poin penting tentang pengertian makna menurut para ahli adalah bahwa makna bersifat subjektif. Ini berarti bahwa makna tidak hanya ditentukan oleh kata-kata itu sendiri, tetapi juga oleh orang yang menggunakannya dan konteks penggunaannya.
- Makna dipengaruhi oleh pengalaman pribadi.
Setiap orang memiliki pengalaman hidup yang unik, yang memengaruhi cara mereka memahami dan menafsirkan kata-kata dan kalimat. Misalnya, kata “rumah” mungkin memiliki makna yang berbeda bagi seseorang yang tumbuh di pedesaan dibandingkan dengan seseorang yang tumbuh di kota.
- Makna dipengaruhi oleh budaya.
Budaya tempat kita dibesarkan juga memengaruhi cara kita memahami makna. Misalnya, warna putih mungkin melambangkan kesucian di beberapa budaya, tetapi kematian di budaya lain.
- Makna dipengaruhi oleh situasi.
Situasi di mana kata-kata digunakan juga dapat memengaruhi maknanya. Misalnya, kata “sakit” mungkin memiliki makna yang berbeda jika digunakan oleh seorang dokter dibandingkan dengan seorang pasien.
- Makna dapat berubah seiring waktu.
Makna kata-kata dapat berubah seiring waktu, seiring dengan perubahan pengalaman, budaya, dan situasi kita. Misalnya, kata “komputer” mungkin memiliki makna yang berbeda bagi seseorang di tahun 1980-an dibandingkan dengan seseorang di tahun 2020-an.
Karena makna bersifat subjektif, penting untuk menyadari bahwa orang lain mungkin tidak selalu memahami kata-kata dan kalimat yang kita gunakan dengan cara yang sama seperti kita. Hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman dan konflik. Oleh karena itu, penting untuk berkomunikasi dengan jelas dan eksplisit, terutama ketika kita berbicara tentang hal-hal yang penting atau sensitif.
Makna dipengaruhi oleh konteks.
Konteks penggunaan kata atau kalimat sangat memengaruhi maknanya. Konteks dapat berupa situasi, pembicara, pendengar, tujuan pembicaraan, dan lain sebagainya. Misalnya, kata “sakit” dapat memiliki makna yang berbeda tergantung pada konteks penggunaannya:
“Saya sakit perut.” (Dalam konteks ini, “sakit” berarti rasa nyeri pada perut.)
“Saya sakit hati.” (Dalam konteks ini, “sakit” berarti perasaan terluka atau sedih.)
“Saya sakit kepala.” (Dalam konteks ini, “sakit” berarti rasa nyeri pada kepala.)
Selain itu, konteks juga dapat memengaruhi makna kalimat secara keseluruhan. Misalnya, kalimat “Dia sedang makan” dapat memiliki makna yang berbeda tergantung pada konteksnya:
“Dia sedang makan siang.” (Dalam konteks ini, kalimat tersebut berarti bahwa orang tersebut sedang makan siang.)
“Dia sedang makan hati.” (Dalam konteks ini, kalimat tersebut berarti bahwa orang tersebut sedang marah atau kesal.)
“Dia sedang makan angin.” (Dalam konteks ini, kalimat tersebut berarti bahwa orang tersebut sedang jalan-jalan atau bersantai.)
Karena makna dipengaruhi oleh konteks, penting untuk memperhatikan konteks ketika kita berbicara atau menulis. Hal ini akan membantu kita untuk menghindari kesalahpahaman dan menyampaikan pesan kita dengan jelas dan efektif.
Berikut adalah beberapa contoh lain bagaimana konteks dapat memengaruhi makna:
- Kata “cantik” dapat memiliki makna yang berbeda tergantung pada siapa yang menggunakannya dan kepada siapa ditujukan. Misalnya, seorang ibu mungkin menyebut anaknya “cantik”, tetapi seorang teman mungkin menyebut teman lainnya “cantik” dengan maksud yang berbeda.
- Kalimat “Saya minta maaf” dapat memiliki makna yang berbeda tergantung pada nada bicara dan ekspresi wajah pembicara. Misalnya, jika diucapkan dengan nada yang tulus, kalimat tersebut dapat menyampaikan permintaan maaf yang tulus. Namun, jika diucapkan dengan nada yang sinis atau mengejek, kalimat tersebut dapat menyampaikan rasa tidak peduli atau bahkan penghinaan.
- Artikel berita dapat memiliki makna yang berbeda tergantung pada sumbernya. Misalnya, artikel berita yang ditulis oleh media pemerintah mungkin memiliki sudut pandang yang berbeda dengan artikel berita yang ditulis oleh media independen.
Memahami bagaimana konteks memengaruhi makna sangat penting untuk komunikasi yang efektif. Dengan memperhatikan konteks, kita dapat memilih kata-kata dan kalimat yang tepat untuk menyampaikan pesan kita dengan jelas dan akurat.
Makna dapat berubah seiring waktu.
Salah satu sifat menarik dari makna adalah bahwa makna dapat berubah seiring waktu. Hal ini dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti perubahan budaya, perkembangan teknologi, atau pergeseran nilai-nilai sosial.
- Makna dapat berubah karena perubahan budaya.
Ketika budaya suatu masyarakat berubah, makna kata-kata dan kalimat juga dapat berubah. Misalnya, kata “pernikahan” mungkin memiliki makna yang berbeda di masa lalu dibandingkan dengan sekarang, karena perubahan pandangan masyarakat tentang pernikahan.
- Makna dapat berubah karena perkembangan teknologi.
Perkembangan teknologi juga dapat memengaruhi makna kata-kata dan kalimat. Misalnya, kata “komputer” mungkin memiliki makna yang berbeda di masa lalu dibandingkan dengan sekarang, karena perkembangan teknologi komputer yang pesat.
- Makna dapat berubah karena pergeseran nilai-nilai sosial.
Pergeseran nilai-nilai sosial juga dapat memengaruhi makna kata-kata dan kalimat. Misalnya, kata “sukses” mungkin memiliki makna yang berbeda di masa lalu dibandingkan dengan sekarang, karena perubahan nilai-nilai sosial tentang apa yang dianggap sebagai kesuksesan.
- Makna dapat berubah karena faktor lainnya.
Selain faktor-faktor di atas, makna juga dapat berubah karena faktor-faktor lain, seperti perubahan dalam penggunaan bahasa, perubahan dalam konteks penggunaan kata atau kalimat, atau perubahan dalam pandangan pribadi seseorang.
Karena makna dapat berubah seiring waktu, penting untuk menyadari bahwa kata-kata dan kalimat yang kita gunakan hari ini mungkin memiliki makna yang berbeda di masa depan. Hal ini penting untuk diingat ketika kita berkomunikasi dengan orang lain, terutama ketika kita berbicara tentang hal-hal yang penting atau sensitif.
Makna dapat berbeda antar budaya.
Salah satu faktor yang memengaruhi makna adalah budaya. Budaya yang berbeda memiliki nilai, kepercayaan, dan kebiasaan yang berbeda, yang dapat memengaruhi cara orang memahami dan menafsirkan kata-kata dan kalimat.
- Makna dapat berbeda karena perbedaan nilai budaya.
Nilai budaya yang berbeda dapat memengaruhi makna kata-kata dan kalimat. Misalnya, di beberapa budaya, warna putih mungkin melambangkan kesucian, sedangkan di budaya lain warna putih mungkin melambangkan kematian.
- Makna dapat berbeda karena perbedaan kepercayaan budaya.
Kepercayaan budaya yang berbeda juga dapat memengaruhi makna kata-kata dan kalimat. Misalnya, di beberapa budaya, angka 13 mungkin dianggap sebagai angka sial, sedangkan di budaya lain angka 13 mungkin dianggap sebagai angka keberuntungan.
- Makna dapat berbeda karena perbedaan kebiasaan budaya.
Kebiasaan budaya yang berbeda juga dapat memengaruhi makna kata-kata dan kalimat. Misalnya, di beberapa budaya, menunjuk seseorang dengan jari telunjuk mungkin dianggap sebagai tindakan yang tidak sopan, sedangkan di budaya lain menunjuk seseorang dengan jari telunjuk mungkin dianggap sebagai tindakan yang biasa saja.
- Makna dapat berbeda karena faktor lainnya.
Selain faktor-faktor di atas, makna juga dapat berbeda antar budaya karena faktor-faktor lain, seperti perbedaan bahasa, perbedaan sejarah, atau perbedaan lingkungan geografis.
Karena makna dapat berbeda antar budaya, penting untuk menyadari bahwa orang dari budaya yang berbeda mungkin tidak selalu memahami kata-kata dan kalimat yang kita gunakan dengan cara yang sama seperti kita. Hal ini penting untuk diingat ketika kita berkomunikasi dengan orang dari budaya lain, terutama ketika kita berbicara tentang hal-hal yang penting atau sensitif.
Makna dapat dijelaskan melalui analisis semantik.
Salah satu cara untuk menjelaskan makna adalah melalui analisis semantik. Analisis semantik adalah studi tentang makna kata-kata dan kalimat. Analisis semantik dapat dilakukan dengan berbagai metode, salah satunya adalah dengan menggunakan teori segitiga makna Ogden dan Richards.
Teori segitiga makna Ogden dan Richards menyatakan bahwa makna memiliki tiga komponen, yaitu:
- Simbol. Simbol adalah kata-kata atau kalimat yang kita gunakan untuk menyampaikan makna.
- Referensi. Referensi adalah objek, konsep, atau peristiwa yang diwakili oleh simbol.
- Pikiran. Pikiran adalah konsep mental yang kita miliki tentang referensi.
Ketiga komponen makna ini saling terkait. Simbol merujuk pada referensi, dan referensi memunculkan pikiran dalam benak kita. Misalnya, ketika kita mendengar kata “mobil”, kita membayangkan kendaraan beroda empat yang dapat membawa penumpang dan barang. Pikiran ini muncul karena kita memiliki pengalaman dengan mobil dan kita tahu apa itu mobil.
Analisis semantik dapat membantu kita untuk memahami makna kata-kata dan kalimat dengan lebih jelas. Dengan menganalisis simbol, referensi, dan pikiran yang terkait dengan suatu kata atau kalimat, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang maknanya.
Berikut adalah beberapa contoh bagaimana analisis semantik dapat digunakan untuk menjelaskan makna:
- Kata “merah” dapat dijelaskan melalui analisis semantik sebagai berikut:
– Simbol: kata “merah”
– Referensi: warna merah
– Pikiran: warna yang terlihat seperti darah atau api - Kalimat “Matahari terbit di timur” dapat dijelaskan melalui analisis semantik sebagai berikut:
– Simbol: kalimat “Matahari terbit di timur”
– Referensi: peristiwa matahari terbit di timur
– Pikiran: matahari muncul di cakrawala di sebelah timur
Analisis semantik dapat menjadi alat yang berguna untuk memahami makna kata-kata dan kalimat, terutama ketika kita mempelajari bahasa baru atau ketika kita mencoba untuk memahami konsep-konsep yang kompleks.
Namun, perlu dicatat bahwa analisis semantik tidak selalu dapat menjelaskan makna secara lengkap. Makna juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti konteks, budaya, dan pengalaman pribadi. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan semua faktor ini ketika kita mencoba untuk memahami makna suatu kata atau kalimat.
Conclusion
Berdasarkan uraian di atas, kita dapat simpulkan bahwa makna adalah sesuatu yang terkandung dalam suatu kata, frasa, kalimat, atau wacana yang dapat dipahami oleh penerima pesan. Makna bersifat subjektif, dipengaruhi oleh konteks, dapat berubah seiring waktu, dapat berbeda antar budaya, dan dapat dijelaskan melalui analisis semantik.
Memahami makna sangat penting untuk komunikasi yang efektif. Ketika kita berkomunikasi, kita perlu memastikan bahwa kita menggunakan kata-kata dan kalimat yang memiliki makna yang jelas dan mudah dipahami oleh penerima pesan. Kita juga perlu memperhatikan konteks pembicaraan, budaya penerima pesan, dan pengalaman pribadi penerima pesan. Dengan demikian, kita dapat menghindari kesalahpahaman dan menyampaikan pesan kita dengan jelas dan efektif.
Demikian pembahasan tentang pengertian makna menurut para ahli. Semoga artikel ini bermanfaat untuk menambah wawasan kita tentang makna dan membantu kita untuk berkomunikasi lebih efektif.