Sejarah Qurban, Ibadah yang Penuh Makna dan Hikmah


Sejarah Qurban, Ibadah yang Penuh Makna dan Hikmah


Qurban merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam, terutama pada saat Hari Raya Idul Adha. Ibadah ini memiliki sejarah yang panjang dan penuh dengan makna dan hikmah yang dalam. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara singkat tentang sejarah qurban dan hikmah yang terkandung di dalamnya.

Qurban pertama kali diperintahkan kepada Nabi Ibrahim AS. Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya, Ismail AS, sebagai bentuk ketaatan dan tawakal kepada-Nya. Namun, setelah Nabi Ibrahim menunjukkan kesungguhannya, Allah SWT mengganti Ismail dengan seekor domba sebagai hewan qurban.

Peristiwa qurban yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS ini kemudian menjadi sunnah yang dianjurkan bagi umat Islam. Ibadah qurban biasanya dilakukan pada Hari Raya Idul Adha, meskipun ada juga yang melakukannya pada hari-hari tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah). Hewan yang disembelih untuk qurban biasanya adalah sapi, kambing, domba, atau unta.

Sejarah Qurban

Qurban merupakan ibadah yang memiliki sejarah panjang dan penuh makna.

  • Perintah pertama: Nabi Ibrahim AS
  • Pengganti Ismail: Domba
  • Sunnah bagi umat Islam
  • Idul Adha atau hari tasyrik
  • Hewan qurban: Sapi, kambing, domba, unta

Qurban mengajarkan tentang ketaatan, tawakal, dan berbagi kepada sesama.

Perintah Pertama: Nabi Ibrahim AS

Qurban pertama kali diperintahkan kepada Nabi Ibrahim AS. Perintah ini datang ketika Nabi Ibrahim sedang bermimpi. Dalam mimpinya, Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya, Ismail AS, sebagai bentuk ketaatan dan tawakal kepada-Nya.

Nabi Ibrahim sangat terkejut dan sedih menerima perintah tersebut. Namun, sebagai seorang nabi dan rasul, beliau yakin bahwa perintah Allah SWT pasti mengandung hikmah yang besar. Dengan berat hati, Nabi Ibrahim menyampaikan perintah tersebut kepada Ismail.

Ismail, yang saat itu sudah dewasa, juga merasa sedih dan berat hati. Namun, ia juga menyadari bahwa perintah Allah SWT harus dipatuhi. Ismail pun menyatakan kesiapannya untuk disembelih oleh ayahnya.

Pada hari yang ditentukan, Nabi Ibrahim dan Ismail pergi ke sebuah tempat yang jauh dari pemukiman penduduk. Nabi Ibrahim kemudian membangun sebuah altar dan membaringkan Ismail di atasnya. Beliau lalu mengambil pisau dan bersiap untuk menyembelih Ismail.

Namun, tepat sebelum Nabi Ibrahim mengayunkan pisaunya, Allah SWT mengirimkan wahyu yang menghentikan beliau. Allah SWT berfirman bahwa perintah penyembelihan Ismail hanyalah sebuah ujian untuk menguji ketaatan dan tawakal Nabi Ibrahim. Allah SWT kemudian memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih seekor domba sebagai ganti Ismail.