Self Efficacy menurut Para Ahli: Pengertian, Teori, dan Implementasinya


Self Efficacy menurut Para Ahli: Pengertian, Teori, dan Implementasinya


Self efficacy merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuan dirinya untuk menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan tertentu. Konsep ini diperkenalkan oleh Albert Bandura, seorang psikolog sosial, pada tahun 1977. Bandura meyakini bahwa self efficacy mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, termasuk prestasi akademik, kinerja kerja, dan kesehatan mental.

Self efficacy memainkan peran penting dalam mempengaruhi perilaku dan pencapaian seseorang. Orang dengan self efficacy tinggi cenderung lebih percaya diri, lebih gigih dalam menghadapi tantangan, dan lebih berorientasi pada tujuan. Sebaliknya, orang dengan self efficacy rendah cenderung lebih mudah menyerah, lebih mudah merasa cemas, dan lebih rentan terhadap stres.

Untuk lebih memahami self efficacy, mari kita bahas pengertian self efficacy menurut para ahli, teori-teori yang menjelaskan tentang self efficacy, serta implementasi self efficacy dalam kehidupan sehari-hari.

self efficacy menurut para ahli

Berikut adalah 5 poin penting tentang self efficacy menurut para ahli:

  • Keyakinan terhadap kemampuan diri.
  • Mempengaruhi perilaku dan pencapaian.
  • Berperan dalam prestasi akademik.
  • Mempengaruhi kinerja kerja.
  • Berpengaruh pada kesehatan mental.

Self efficacy merupakan konsep penting yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang. Dengan memiliki self efficacy yang tinggi, seseorang dapat lebih percaya diri, lebih gigih dalam menghadapi tantangan, dan lebih mampu mencapai tujuan-tujuannya.

Keyakinan terhadap kemampuan diri.

Keyakinan terhadap kemampuan diri merupakan inti dari self efficacy. Seseorang dengan self efficacy tinggi yakin bahwa ia mampu menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan tertentu, meskipun menghadapi tantangan atau rintangan. Sebaliknya, seseorang dengan self efficacy rendah cenderung meragukan kemampuannya sendiri dan mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan.

  • Meyakini kemampuan diri sendiri.

    Orang dengan self efficacy tinggi percaya bahwa mereka memiliki keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk berhasil dalam suatu tugas atau mencapai tujuan tertentu.

  • Menetapkan tujuan yang menantang.

    Orang dengan self efficacy tinggi cenderung menetapkan tujuan yang menantang, tetapi realistis. Mereka yakin bahwa mereka dapat mencapai tujuan-tujuan tersebut dengan usaha dan kerja keras.

  • Gigih dalam menghadapi tantangan.

    Orang dengan self efficacy tinggi tidak mudah menyerah ketika menghadapi tantangan atau rintangan. Mereka percaya bahwa mereka dapat mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut dan mencapai tujuan mereka.

  • Optimis dan percaya diri.

    Orang dengan self efficacy tinggi cenderung lebih optimis dan percaya diri. Mereka yakin bahwa mereka dapat menangani situasi sulit dan mencapai hasil yang positif.

Keyakinan terhadap kemampuan diri merupakan faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam berbagai bidang kehidupan. Orang dengan self efficacy tinggi cenderung lebih berprestasi di sekolah, di tempat kerja, dan dalam kehidupan pribadi mereka.

Mempengaruhi perilaku dan pencapaian.

Self efficacy mempengaruhi perilaku dan pencapaian seseorang dalam berbagai cara. Pertama, self efficacy mempengaruhi pilihan tugas atau tujuan yang akan dikejar seseorang. Orang dengan self efficacy tinggi cenderung memilih tugas atau tujuan yang menantang, tetapi realistis. Mereka yakin bahwa mereka mampu menyelesaikan tugas-tugas tersebut dan mencapai tujuan-tujuan tersebut. Sebaliknya, orang dengan self efficacy rendah cenderung memilih tugas atau tujuan yang mudah dan tidak menantang. Mereka takut gagal dan tidak percaya bahwa mereka mampu mencapai tujuan-tujuan yang sulit.

Kedua, self efficacy mempengaruhi usaha dan ketekunan seseorang dalam menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan. Orang dengan self efficacy tinggi cenderung lebih gigih dan berusaha lebih keras untuk menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan mereka. Mereka tidak mudah menyerah ketika menghadapi tantangan atau rintangan. Sebaliknya, orang dengan self efficacy rendah cenderung mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan. Mereka tidak percaya bahwa mereka mampu mengatasi tantangan-tantangan tersebut dan mencapai tujuan mereka.

Ketiga, self efficacy mempengaruhi tingkat kecemasan dan stres yang dialami seseorang dalam menghadapi tugas atau tujuan yang menantang. Orang dengan self efficacy tinggi cenderung lebih tenang dan percaya diri ketika menghadapi tugas atau tujuan yang menantang. Mereka yakin bahwa mereka mampu mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut dan mencapai tujuan mereka. Sebaliknya, orang dengan self efficacy rendah cenderung lebih cemas dan stres ketika menghadapi tugas atau tujuan yang menantang. Mereka takut gagal dan tidak percaya bahwa mereka mampu mencapai tujuan mereka.

Keempat, self efficacy mempengaruhi pencapaian seseorang. Orang dengan self efficacy tinggi cenderung lebih berprestasi di sekolah, di tempat kerja, dan dalam kehidupan pribadi mereka. Mereka yakin bahwa mereka mampu mencapai tujuan-tujuan mereka dan mereka tidak mudah menyerah ketika menghadapi tantangan. Sebaliknya, orang dengan self efficacy rendah cenderung kurang berprestasi. Mereka mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan dan mereka tidak percaya bahwa mereka mampu mencapai tujuan-tujuan mereka.

Self efficacy merupakan faktor penting yang mempengaruhi perilaku dan pencapaian seseorang. Orang dengan self efficacy tinggi cenderung lebih sukses dalam berbagai bidang kehidupan, sementara orang dengan self efficacy rendah cenderung kurang sukses. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan self efficacy yang tinggi sejak dini.

Berperan dalam prestasi akademik.

Self efficacy memainkan peran penting dalam prestasi akademik siswa. Siswa dengan self efficacy tinggi cenderung lebih berprestasi di sekolah. Mereka yakin bahwa mereka mampu memahami materi pelajaran, mengerjakan tugas-tugas sekolah, dan lulus ujian. Mereka juga cenderung lebih gigih dalam belajar dan tidak mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan.

Sebaliknya, siswa dengan self efficacy rendah cenderung kurang berprestasi di sekolah. Mereka tidak yakin bahwa mereka mampu memahami materi pelajaran, mengerjakan tugas-tugas sekolah, dan lulus ujian. Mereka juga cenderung lebih mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan. Akibatnya, mereka seringkali mendapatkan nilai yang rendah dan tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi self efficacy siswa, antara lain:

  • Keberhasilan dan kegagalan sebelumnya.

    Siswa yang pernah mengalami keberhasilan dalam belajar cenderung memiliki self efficacy yang lebih tinggi daripada siswa yang pernah mengalami kegagalan.

  • Keyakinan orang tua dan guru.

    Siswa yang orang tua dan gurunya percaya bahwa mereka mampu berprestasi cenderung memiliki self efficacy yang lebih tinggi daripada siswa yang orang tua dan gurunya tidak percaya bahwa mereka mampu berprestasi.

  • Lingkungan belajar.

    Siswa yang belajar di lingkungan yang positif dan mendukung cenderung memiliki self efficacy yang lebih tinggi daripada siswa yang belajar di lingkungan yang negatif dan tidak mendukung.

Self efficacy dapat ditingkatkan melalui berbagai cara, antara lain:

  • Memberikan pengalaman belajar yang positif.

    Siswa yang diberikan pengalaman belajar yang positif, seperti keberhasilan dalam mengerjakan tugas atau ujian, cenderung memiliki self efficacy yang lebih tinggi.

  • Memberikan dukungan sosial.

    Siswa yang mendapatkan dukungan sosial dari orang tua, guru, dan teman-temannya cenderung memiliki self efficacy yang lebih tinggi.

  • Memberikan umpan balik yang positif.

    Siswa yang diberikan umpan balik yang positif atas prestasi mereka cenderung memiliki self efficacy yang lebih tinggi.

Dengan meningkatkan self efficacy siswa, kita dapat membantu mereka untuk meningkatkan prestasi akademik mereka dan mencapai kesuksesan dalam pendidikan.

Mempengaruhi kinerja kerja.

Self efficacy juga mempengaruhi kinerja kerja seseorang. Karyawan dengan self efficacy tinggi cenderung lebih produktif, lebih kreatif, dan lebih inovatif dalam bekerja. Mereka yakin bahwa mereka mampu menyelesaikan tugas-tugas mereka dengan baik dan mencapai tujuan-tujuan kerja mereka. Mereka juga cenderung lebih gigih dalam bekerja dan tidak mudah menyerah ketika menghadapi tantangan.

Sebaliknya, karyawan dengan self efficacy rendah cenderung kurang produktif, kurang kreatif, dan kurang inovatif dalam bekerja. Mereka tidak yakin bahwa mereka mampu menyelesaikan tugas-tugas mereka dengan baik dan mencapai tujuan-tujuan kerja mereka. Mereka juga cenderung lebih mudah menyerah ketika menghadapi tantangan. Akibatnya, mereka seringkali tidak dapat memenuhi harapan atasan dan perusahaan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi self efficacy karyawan, antara lain:

  • Keberhasilan dan kegagalan sebelumnya.

    Karyawan yang pernah mengalami keberhasilan dalam bekerja cenderung memiliki self efficacy yang lebih tinggi daripada karyawan yang pernah mengalami kegagalan.

  • Keyakinan atasan dan rekan kerja.

    Karyawan yang atasan dan rekan kerjanya percaya bahwa mereka mampu berprestasi cenderung memiliki self efficacy yang lebih tinggi daripada karyawan yang atasan dan rekan kerjanya tidak percaya bahwa mereka mampu berprestasi.

  • Lingkungan kerja.

    Karyawan yang bekerja di lingkungan kerja yang positif dan mendukung cenderung memiliki self efficacy yang lebih tinggi daripada karyawan yang bekerja di lingkungan kerja yang negatif dan tidak mendukung.

Self efficacy karyawan dapat ditingkatkan melalui berbagai cara, antara lain:

  • Memberikan pengalaman kerja yang positif.

    Karyawan yang diberikan pengalaman kerja yang positif, seperti keberhasilan dalam menyelesaikan tugas atau proyek, cenderung memiliki self efficacy yang lebih tinggi.

  • Memberikan dukungan sosial.

    Karyawan yang mendapatkan dukungan sosial dari atasan, rekan kerja, dan keluarga cenderung memiliki self efficacy yang lebih tinggi.

  • Memberikan umpan balik yang positif.

    Karyawan yang diberikan umpan balik yang positif atas prestasi mereka cenderung memiliki self efficacy yang lebih tinggi.

Dengan meningkatkan self efficacy karyawan, kita dapat membantu mereka untuk meningkatkan kinerja kerja mereka dan mencapai kesuksesan dalam karier mereka.

Berpengaruh pada kesehatan mental.

Self efficacy juga berpengaruh pada kesehatan mental seseorang. Orang dengan self efficacy tinggi cenderung lebih sehat mentalnya daripada orang dengan self efficacy rendah. Mereka lebih mampu mengatasi stres, lebih sedikit mengalami kecemasan dan depresi, dan lebih memiliki pandangan hidup yang positif.

  • Lebih mampu mengatasi stres.

    Orang dengan self efficacy tinggi lebih mampu mengatasi stres karena mereka yakin bahwa mereka mampu menghadapi tantangan dan menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.

  • Lebih sedikit mengalami kecemasan dan depresi.

    Orang dengan self efficacy tinggi lebih sedikit mengalami kecemasan dan depresi karena mereka yakin bahwa mereka mampu menghadapi situasi sulit dan mencapai tujuan-tujuan mereka.

  • Lebih memiliki pandangan hidup yang positif.

    Orang dengan self efficacy tinggi lebih memiliki pandangan hidup yang positif karena mereka yakin bahwa mereka mampu mengatasi tantangan dan mencapai tujuan-tujuan mereka. Mereka juga cenderung lebih optimis dan percaya diri.

  • Lebih mampu pulih dari trauma.

    Orang dengan self efficacy tinggi lebih mampu pulih dari trauma karena mereka yakin bahwa mereka mampu menghadapi kesulitan dan mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi.

Self efficacy merupakan faktor penting yang mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Orang dengan self efficacy tinggi cenderung lebih sehat mentalnya daripada orang dengan self efficacy rendah. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan self efficacy yang tinggi sejak dini.

Conclusion

Self efficacy merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuan dirinya untuk menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan tertentu. Self efficacy mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, termasuk prestasi akademik, kinerja kerja, dan kesehatan mental. Orang dengan self efficacy tinggi cenderung lebih sukses dalam berbagai bidang kehidupan, sementara orang dengan self efficacy rendah cenderung kurang sukses.

Untuk mengembangkan self efficacy yang tinggi, kita perlu memberikan pengalaman positif kepada seseorang, memberikan dukungan sosial, dan memberikan umpan balik yang positif. Kita juga perlu membantu seseorang untuk mengembangkan keyakinan positif terhadap kemampuan dirinya sendiri. Dengan demikian, kita dapat membantu seseorang untuk mencapai kesuksesan dalam hidup.

Jadi, jangan pernah menyerah pada diri sendiri. Yakinlah bahwa Anda memiliki kemampuan untuk mencapai apa pun yang Anda inginkan. Percayalah pada diri sendiri, dan Anda akan mampu mengatasi tantangan apa pun yang menghadang.