Autoredoks adalah singkatan dari reaksi reduksi-oksidasi, yang terjadi ketika terjadi transfer elektron antara dua zat kimia. Dalam reaksi ini, zat yang mengalami reduksi kehilangan elektron, sementara zat yang mengalami oksidasi mendapatkan elektron. Mari kita lihat beberapa contoh reaksi autoredoks dan tentukan perubahan bilangan oksidasinya.
1. Reaksi Reduksi:
Contoh reaksi reduksi adalah ketika besi (Fe) bereaksi dengan oksigen (O2) untuk membentuk besi(III) oksida (Fe2O3). Dalam reaksi ini, besi kehilangan tiga elektron untuk membentuk besi(III) oksida.
Fe(s) + O2(g) → Fe2O3(s)
Pada awalnya, besi memiliki bilangan oksidasi 0, sedangkan oksigen memiliki bilangan oksidasi 0. Setelah reaksi, besi memiliki bilangan oksidasi +3, sedangkan oksigen memiliki bilangan oksidasi -2.
2. Reaksi Oksidasi:
Contoh reaksi oksidasi adalah ketika klorin (Cl2) bereaksi dengan natrium (Na) untuk membentuk natrium klorida (NaCl). Dalam reaksi ini, klorin menerima satu elektron dari natrium.
Cl2(g) + 2Na(s) → 2NaCl(s)
Pada awalnya, klorin memiliki bilangan oksidasi 0, sedangkan natrium memiliki bilangan oksidasi 0. Setelah reaksi, klorin memiliki bilangan oksidasi -1, sedangkan natrium memiliki bilangan oksidasi +1.
3. Reaksi Reduksi-Oksidasi:
Contoh reaksi reduksi-oksidasi adalah ketika kalium permanganat (KMnO4) bereaksi dengan asam sulfat (H2SO4) untuk membentuk mangan(II) sulfat (MnSO4), kalium sulfat (K2SO4), dan air (H2O). Dalam reaksi ini, besi kehilangan elektron, sedangkan mangan mendapatkan elektron.
2KMnO4(aq) + 3H2SO4(aq) → K2SO4(aq) + 2MnSO4(aq) + 3H2O(l) + 5O2(g)
Pada awalnya, kalium permanganat memiliki bilangan oksidasi +7 untuk mangan, sedangkan asam sulfat memiliki bilangan oksidasi +6 untuk belerang. Setelah reaksi, mangan memiliki bilangan oksidasi +2, sedangkan belerang memiliki bilangan oksidasi +6.
4. Reaksi Oksidasi-Reduksi:
Contoh reaksi oksidasi-reduksi adalah ketika perak nitrat (AgNO3) bereaksi dengan tembaga (Cu) untuk membentuk tembaga nitrat (Cu(NO3)2) dan perak (Ag). Dalam reaksi ini, perak kehilangan elektron, sedangkan tembaga mendapatkan elektron.
2AgNO3(aq) + Cu(s) → Cu(NO3)2(aq) + 2Ag(s)
Pada awalnya, perak nitrat memiliki bilangan oksidasi +1 untuk perak, sedangkan tembaga memiliki bilangan oksidasi 0. Setelah reaksi, perak memiliki bilangan oksidasi 0, sedangkan tembaga memiliki bilangan oksidasi +2.
Itulah beberapa contoh reaksi autoredoks dan perubahan bilangan oksidasinya. Dalam reaksi autoredoks, terjadi transfer elektron antara zat-zat kimia, yang menyebabkan perubahan bilangan oksidasi. Penting untuk memahami konsep ini dalam kimia karena banyak reaksi dalam dunia nyata terjadi melalui reaksi autoredoks.