Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Elaborasi Pemahaman Topik 4 Lingkungan Kaya Literasi - Literasi Dasar

 

Sudut Baca Kelas, Solusi di Tengah Minimnya Literasi

Membaca merupakan langkah awal bagi seseorang untuk menuju ke keterampilan berbahasa lainnya. Kegiatan membaca perlu ditingkatkan sejak usia dini agar peserta didik atau peserta didik dapat terbiasa dengan aktifitas membaca. Dengan membaca berarti kita menerjemahkan, menginterprestasikan tanda-tanda atau lambanglambang dalam bahasa yangdipahamioleh pembaca. Konsep pendidikan yang dianut di negara kita adalah konsep pendidkan sepanjang hayat (life long education). Hal ini sejalan dengan kewajiban setiap manusia untuk selalu belajar sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya.

Salah satu kegiatan literasi yang menjadi fokus dalam dunia pendidikan adalah literasi membaca. Menurut survei tentang literasi yang dilakukan Central Connecticut State University pada tahun 2016 di New Britain, Conn, Amerika Serikat, misalnya, menempatkan Indonesia dalam posisi cukup memprihatinkan, yaitu urutan ke-60 dari 61 negara. (Kemdikbud, 2017). Membaca menjadi sangat penting dalam pendidikan karena semua proses pembelajaran didasarkan pada kemampuan siswa dalam membaca.

Pentingnya membaca dalam dunia akademik, pemerintah memiliki terobosan yaitu melalui peraturan mentri pendidikan dan kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti luhur kepada peserta didik dengan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Menurut Abidin (Husna, 2020: 3) Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah gerakan sosial dengan dukungan dari berbagai elemen yang saling berkolaborasi. Upaya yang ingin ditempuh adalah menjadikan peserta didik mempunyai kebiasaan membaca dengan adanya program GLS tersebut.

Banyak sekolah yang mulai menggiatkan Gerakan Literasi Sekolah, terutama dengan mengadakan sudut baca/pojok baca. Dengan adanya sudut baca di setiap sekolah sangat efektif untuk menumbuhkan minat


peserta didik untuk membaca. Kegiatan ini bisa dilakukan 15 menit sebelum pembelajaran dimulai atau saat jam istirahat, peserta didik dapat mendatangi sudut baca di sekolah masing-masing, dengan penataan rapi dan menarik banyak peserta didik senang dan seringkali mendatangi sudut baca tersebut.

Kebiasaan membaca tidak dapat muncul dengan sendirinya tanpa adanya suatu dorongan yang kuat dari dalam diri. Hal tersebut menunjukan bahwa kegiatan membaca harus dikembangkan dengan tujuan untuk menciptakan siswa yang memiliki budaya membaca. Budaya mmbaca dan menulis harus ditanamkan pada anak usia sekolah dini.

Kegiatan ini dapat dilakukan dalam pendidikan maupun diluar pendidikan Minat baca sangat diperlukan untuk memudahkan peserta didik dalam meningkatkan prestasi belajar mereka. Dengan membaca pembelajaran akan sangat bermakna, meningkatkan mutu pembelajaran dan setiap kegiatan membaca akan terasa menyenangkan tanpa adanya paksaan. Kegiatan membaca tentunya memberikan dampak positif dalam meningkatkan keterampilan menulis narasi, mengembangkan ide yang mempermudah peserta diidk dalam menyusun sebuah cerita Untuk menumbuhkan minat baca peserta didik, pihak sekolah perlu memfasilitasi salah satunya adalah dengan cara membuat sudut baca disetiap kelas. Sudut baca bisa diisi dengan buku-buku sesuai dengan kebutuhan setiap tingkatan kelas. Philomena (Mantu, 2021: 878) Ketersediaan ruang baca adalah hal penting untuk merangsang peserta didik untuk membaca.

Keberadaan sudut baca dilingkungan sekolah membantu dalam menumbuhkan budaya literasi pada peserta didik disekolah dan adanya sudut baca di lingkungan sekolah memberikan warna baru atau suasana baru pada peserta didik sehingga peserta didik termotivasi untuk membaca


 

 

 

Daftar Pustaka

 

Husna, H. (2020). Pemanfaatan Pojok Baca Kelas Dalam Peningkatan Gerakan Literasi Sekolah. Jurnal Artikel UKSW. Di Unduh Dari https://ejournal.uksw.edu/ecodunamika/article/view/3374

 

Mantu, K., S. (2021). Pengelolaan Sudut Baca Dalam Menumbuhkan Minat Baca Peserta Didik Kelas III SD Negeri 04 Popayato Barat. Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal: AKSARA, Vol: 07, hal 877-884. Di unduh dari http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/Aksara

close