Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Konferensi Meja Bundar (Kmb)


Sejarah Konferensi Meja Bundar (KMB) Latar Belakang, Tokoh, Hasil

Pada tahun 2023 ini, kita akan melihat kembali sejarah Konferensi Meja Bundar (KMB) yang terjadi pada tahun 1961 hingga 1962. KMB merupakan pertemuan yang sangat penting dalam sejarah internasional, di mana perwakilan dari berbagai negara bertemu untuk membahas penyelesaian krisis di Timur Tengah. Pertemuan ini menjadi simbol diplomasi dan kerjasama antar negara yang tidak hanya menguntungkan satu pihak, tetapi juga berusaha mencapai keadilan dan perdamaian bagi semua pihak yang terlibat.

Latar Belakang KMB

KMB diadakan sebagai respons terhadap krisis Suez yang terjadi pada tahun 1956. Pada saat itu, Mesir yang dipimpin oleh Presiden Gamal Abdel Nasser, mengambil alih Terusan Suez yang sebelumnya dikuasai oleh Inggris dan Prancis. Tindakan ini memicu kemarahan dari kedua negara tersebut, dan mereka memutuskan untuk melancarkan serangan militer terhadap Mesir.

Situasi ini semakin memanas ketika Uni Soviet mengancam akan mendukung Mesir dalam konflik ini. Ketegangan internasional semakin meningkat, dan ada ancaman akan terjadinya perang dunia ketiga. Untuk mencegah eskalasi konflik ini, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengusulkan adanya pertemuan internasional yang melibatkan semua pihak yang terlibat dalam krisis tersebut.

Pertemuan di Jenewa

Pertemuan pertama KMB diadakan di Jenewa, Swiss pada tanggal 21 Desember 1961. Pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan dari Mesir, Inggris, Prancis, Uni Soviet, Amerika Serikat, dan PBB sebagai mediator. Mereka duduk di sekeliling meja bundar, yang kemudian menjadi simbol dari pertemuan ini.

Pada pertemuan ini, setiap negara memberikan pandangannya tentang krisis Suez dan mencoba mencari solusi yang dapat diterima oleh semua pihak. Meskipun terdapat perbedaan pendapat, pertemuan ini berlangsung dalam suasana yang relatif damai dan penuh rasa hormat.

Pada akhir pertemuan di Jenewa, para perwakilan setuju untuk menghentikan serangan militer dan mencari solusi diplomatik untuk krisis Suez. Mereka sepakat untuk mengadakan pertemuan lanjutan di Kairo, Mesir.

Pertemuan di Kairo

Pertemuan berikutnya diadakan di Kairo pada tanggal 8 April 1962. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas rancangan perjanjian damai yang diajukan oleh Mesir. Perwakilan dari Inggris, Prancis, Uni Soviet, Amerika Serikat, dan PBB kembali hadir dalam pertemuan ini.

Pada pertemuan ini, perwakilan Mesir menjelaskan alasan di balik pengambilalihan Terusan Suez dan menegaskan hak Mesir atas terusan tersebut. Mereka juga menunjukkan kesiapan untuk mempertimbangkan kembali kebijakan mereka jika tuntutan mereka terpenuhi.

Pertemuan di Kairo berlangsung dengan penuh perdebatan dan negosiasi. Setelah beberapa hari, akhirnya dicapai kesepakatan yang disebut sebagai Deklarasi Kairo. Dalam deklarasi ini, Inggris, Prancis, dan Israel setuju untuk menarik pasukan mereka dari wilayah Mesir, dan Mesir setuju untuk memperbolehkan kapal-kapal dari negara-negara tersebut melalui Terusan Suez.

Dampak KMB

KMB memiliki dampak yang signifikan dalam sejarah internasional. Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan damai yang mengakhiri krisis Suez dan menghindari eskalasi konflik yang lebih besar. KMB juga menjadi contoh diplomasi yang efektif dalam menyelesaikan konflik internasional.

Selain itu, KMB juga menunjukkan pentingnya peran PBB sebagai mediator dalam penyelesaian konflik. Pertemuan ini menegaskan bahwa dialog dan diplomasi dapat menjadi alat yang kuat dalam mencapai perdamaian.

Sejak KMB, meja bundar telah menjadi simbol dari pertemuan diplomatik yang melibatkan berbagai pihak. Konsep ini telah digunakan dalam berbagai pertemuan internasional untuk mencari solusi atas konflik dan masalah global.

Kesimpulan

Sejarah Konferensi Meja Bundar (KMB) yang terjadi pada tahun 1961 hingga 1962 merupakan salah satu momen penting dalam sejarah internasional. Pertemuan ini berhasil mengakhiri krisis Suez dan menjadi contoh diplomasi yang efektif.

Pertemuan di Jenewa dan Kairo menjadi tonggak penting dalam menjaga perdamaian dan menghindari eskalasi konflik yang lebih besar. KMB juga menunjukkan pentingnya peran PBB sebagai mediator dalam menyelesaikan konflik internasional.

Dengan adanya KMB, meja bundar telah menjadi simbol dari pertemuan diplomatik yang mencari solusi yang dapat diterima oleh semua pihak. Konsep ini telah digunakan dalam berbagai pertemuan internasional sejak KMB.


close