Ciri-Ciri Karya Sastra Angkatan Balai Pustaka

(PDF) Perbedaan karya sastra angkatan balai pustaka dengan angkatan

Angkatan Balai Pustaka merupakan salah satu gerakan sastra yang berada di Indonesia pada awal abad ke-20. Gerakan ini didirikan pada tahun 1917 oleh Pemerintah Hindia Belanda dengan tujuan untuk membangkitkan minat baca masyarakat Indonesia, serta menghasilkan karya sastra yang berkualitas. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri karya sastra yang dihasilkan oleh Angkatan Balai Pustaka.

Penggunaan Bahasa Melayu

Salah satu ciri khas dari karya sastra Angkatan Balai Pustaka adalah penggunaan bahasa Melayu. Pada masa itu, bahasa Melayu merupakan bahasa resmi pemerintah kolonial Hindia Belanda, sehingga karya sastra yang dihasilkan juga menggunakan bahasa tersebut. Penggunaan bahasa Melayu ini bertujuan untuk memperkuat identitas budaya Indonesia.

Penceritaan Sederhana

Karya sastra Angkatan Balai Pustaka cenderung memiliki penceritaan yang sederhana. Hal ini dikarenakan tujuan utama gerakan ini adalah untuk membangkitkan minat baca masyarakat, sehingga gaya penulisan yang digunakan harus mudah dipahami oleh pembaca awam. Penceritaan yang sederhana juga membuat karya-karya tersebut lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat.

Isi Cerita Beragam

Meskipun memiliki penceritaan sederhana, karya sastra Angkatan Balai Pustaka tidak hanya mengangkat tema-tema yang klise. Beberapa karya sastra Angkatan Balai Pustaka mengangkat isu-isu sosial, politik, dan budaya yang relevan dengan situasi pada masa itu. Isi cerita yang beragam ini membuat karya-karya tersebut menjadi lebih bermakna dan bernilai.

Penekanan pada Moralitas

Salah satu nilai yang ditekankan dalam karya sastra Angkatan Balai Pustaka adalah moralitas. Gerakan ini ingin menyampaikan pesan moral kepada masyarakat melalui karyanya. Oleh karena itu, banyak karya sastra Angkatan Balai Pustaka yang mengandung nilai-nilai moral yang dapat dijadikan teladan dalam kehidupan sehari-hari.

Penggambaran Budaya Indonesia

Karya sastra Angkatan Balai Pustaka juga sering menggambarkan budaya Indonesia. Baik itu dalam bentuk cerita, tokoh, atau latar tempat, penggambaran budaya Indonesia menjadi salah satu ciri khas yang melekat pada karya-karya Angkatan Balai Pustaka. Hal ini bertujuan untuk memperkuat identitas budaya Indonesia di tengah dominasi budaya kolonial pada masa itu.

Penggunaan Gaya Bahasa yang Bersahaja

Gaya bahasa yang digunakan dalam karya sastra Angkatan Balai Pustaka cenderung bersahaja. Penulis menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca awam, tanpa banyak menggunakan gaya bahasa yang terlalu kaku atau rumit. Hal ini membuat karya-karya tersebut dapat dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat.

Penggunaan Gaya Bahasa Naratif

Karya sastra Angkatan Balai Pustaka umumnya menggunakan gaya bahasa naratif. Penulis menceritakan kisah melalui sudut pandang tokoh utama atau narator. Gaya bahasa naratif ini memberikan kesan lebih personal dan membuat pembaca dapat merasakan emosi yang dirasakan oleh tokoh dalam cerita.

Penggunaan Dialog dalam Cerita

Salah satu ciri khas karya sastra Angkatan Balai Pustaka adalah penggunaan dialog dalam cerita. Dialog tersebut digunakan untuk menyampaikan pesan secara langsung antara tokoh dalam cerita, serta untuk menggambarkan karakter dan kepribadian masing-masing tokoh. Penggunaan dialog ini membuat cerita menjadi lebih hidup dan dinamis.

Mengangkat Tema Nasionalisme

Tema nasionalisme juga sering menjadi fokus dalam karya sastra Angkatan Balai Pustaka. Gerakan ini ingin membangkitkan semangat nasionalisme di kalangan masyarakat Indonesia, terutama dalam menghadapi era kolonialisme pada saat itu. Karya-karya Angkatan Balai Pustaka menjadi salah satu alat untuk menyebarkan semangat dan kebanggaan akan identitas bangsa.

Pengaruh dalam Perkembangan Sastra Indonesia

Karya-karya sastra Angkatan Balai Pustaka memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan sastra Indonesia. Gerakan ini tidak hanya berhasil membangkitkan minat baca masyarakat, namun juga menghasilkan karya-karya yang memiliki kualitas dan nilai estetika. Karya-karya Angkatan Balai Pustaka menjadi landasan bagi perkembangan sastra Indonesia selanjutnya.